Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Chery Tak Sengaja Membocorkan Model Andalan untuk Kembali di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini sistem teknologi kendaraan cerdas atau biasa disebut intelligent vehicle tengah menjadi arah strategis baru bagi industri otomotif global.

Bahkan, menurut Worldwide Intelligent Connected Vehicle Forecast 2020-2024 yang dirilis International Data Corporation (IDC), mobil cerdas bakal menguasai 16,8 persen pasar atau 93,23 juta unit.

Pasalnya, melalui pemanfaatan kecerdasan buatan, internet, serta teknologi informasi pada mobil mampu menciptakan ruang inovasi dan sensasi baru guna memudahkan proses bepergian yang aman.

Tak heran, berbagai industri terkait mulai berlomba-lomba melakukan pengembangan kendaraan cerdas, seperti Apple, Microsoft, Baidu, Huawei, serta raksasa perusahaan teknologi lainnya. Sementara di sisi produsen otomotif, ada Volkswagen, Ford, Toyota, Volvo, Tesla, sampai merek mobil asal China yakni Chery.

Namun, sampai saat ini, perusahaan tekonologi global yang sudah memasuki pasar dan memicu ledakan dalam hal penelitian dan pengembangan.

Sebagai contoh, Google lewat mobil self-driving Waymo pada 2009, Apple dengan meluncurkan iOS dalam strategi mobil pada 2013, Baidu dengan AloV, dan internet of vehicle atau IoV dari Amazon.

Tak hanya itu, Microsoft melakukan hal terbaiknya untuk membuat platform dan bekerja sama dengan banyak manufaktur otomotif menyediakan solusi mobilitas cerdas.

Adapun Huawei fokus pada teknologi ICT untuk membantu produsen mobil meningkatkan produk. Mereka bermitra dengan puluhan merek mobil untuk melakukan R&D dalam mengemudi otonom, koneksi cerdas, 5GIoV, dan teknologi lainnya.

"Sedangkan pendekatan transformasi kendaraan cerdas produsen otomotif terbagi tiga jenis. Pertama, pada R&D seperti Ford dan General Motors," ujar Marketing Director of RHD Region Qin Gang dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (10/6/2021).

"Kedua fokus pada aplikasi IoV untuk meningkatkan teknologi produk seperti Toyota dan Volkswagen. Sedangkan tipe ketiga menyediakan solusi cerdas secara keseluruhan," ujar Qin.

Pabrikan mobil China yang memiliki pengembangan dan ekosistem aplikasi internet terbuka, kata Qin, memiliki potensi untuk masuk ke tahap tiga tersebut.

Sehingga, mampu melaju lebih dahulu dibanding merek mobil asal Amerika Serikat dan Jepang.

"Salah satunya ialah Chery yang meluncurkan model Lion pada 2018 lalu dengan memiliki lima platform solusi cerdas, yaitu i-Drive untuk mengemudi secara otonom, i-Connect untuk koneksi cerdas," kata dia.

Kemudian, i-Make untuk manufaktur cerdas, i-Digital untuk operasi data besar, dan i-Mobility untuk layanan mobilitas masa depan.

Rencana gebrakan Chery di pasar Indonesia

Memanfaatkan kelebihannya itu, Chery membuat suatu aliansi yang strategis terhadap lebih dari 100 perusahaan internet, teknologi, dan pemasok otomotif guna memajukan Lion.

"Kami berkomitmen untuk menciptakan thrid space yang cerdas untuk para pengguna," kata Qin.

Semangat tersebut kemudian akan dibawanya ke Indonesia, seiring rencana Chery untuk berkontribusi menjadikan Tanah Air sebagai pemimpin pasar ASEAN, mulai 2021.

Hanya saja, Qin masih enggan untuk mengungkapkan secara terperinci atas rencana itu, termasuk menghadirkan model Lion ke pasar domesitk.

"Pastinya, Chery akan akan menerapkan pencapaiannya dalam solusi dan teknologi cerdas secara keseluruhan dalam produk mereka," ucap dia.

"Pada saat itu, kami percaya pelanggan Indonesia akan memiliki lebih banyak pilihan mobil dan peralatan dengan teknologi cerdas," kata Qin lagi.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/11/100200115/chery-tak-sengaja-membocorkan-model-andalan-untuk-kembali-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke