JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara yang dilakukan pemilik sepeda motor untuk melindungi tampilan kendaraannya. Jika bodinya lecet, tentu akan mengurangi estetika dan tampilannya pun akan terlihat kusam.
Salah satu cara yang banyak dilakukan melapisinya dengan sticker atau decal. Namun, penggunaan decal bisa dikatakan tidak dapat bertahan lama.
Reynalto Priyanto, pemilik Rey Decal yang ada di bilangan Bekasi, mengatakan decal sebaiknya tidak digunakan lebih dari dua tahun.
"Optimal 2 tahun decal akan menempel di motor. Kalau pun sudah 2 tahun, decal itu masih menempel, lebih baik dilepas saja, karena kalau sudah lebih dari 2 tahun biasanya residu dari lem akan tertinggal kalau dilepas," kata Rey, kepada Kompas.com, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain decal, ada juga yang melapisi bodi motor dengan carbon kevlar. Bahan ini banyak digunakan di dunia balap sebagai pengganti baja.
Sifat dari bahan ini memiliki kekuatan dan elastisitas yang baik, serta bobot yang lebih ringan. Di Indonesia, tak banyak tempat yang menawarkan layanan lapis carbon kevlar.
Salah satu yang memproduksi komponen carbon fiber dan melayani jasa lapis carbon kevlar adalah Caron Autowork, di bilangan Tangerang, Banten.
Nicky Kurniawan, pemilik Carbon Autowork, mengatakan, di Indonesia untuk saat ini, penggunaan carbon kevlar secara umum baru sekadar penunjang estetika saja.
"Kalau mau dibuat carbon kevlar yang kuat, harga jual di sini tidak akan masuk, karena terlalu mahal. Bukannya nggak bisa bikin, tapi daya belinya belum ada," kata Nicky, saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Namun, jika memang ada pesanan, untuk carbon kevlar seutuhnya, Nicky mengaku siap mengerjakannya.
"Sebagai gambaran, untuk pengerjaan melapisi bodi motor dengan carbon kevlar untuk satu motor, bisa dikenakan sekitar Rp 8 jutaan. Namun, itu pun baru komponen tertentu saja, belum menyeluruh," ujar Nicky.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/10/120200815/lindungi-bodi-motor-lapisi-decal-atau-carbon-kevlar-