JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah video yang diunggah akun Instagram Dashcam Owners Indonesia memperlihatkan kejadian tabrakan beruntun.
Berdasarkan keterangan, tabrakan ini terjadi di Tol Purbaleunyi KM 121, tanggal 28 Mei 2021 tepatnya saat malam hari.
Beruntung kendaraan yang mengabadikan tabrakan beruntun tidak terlibat dan mampu menghindar.
Dari video ini sebenarnya bisa belajar bahwa pentingnya menjaga jarak ketika mengemudi.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, tabrakan beruntun adalah risiko bahaya yang harus ditanggung pengemudi ketika mengabaikan keselamatan.
“Selama ini, pengemudi hanya mengandalkan insting dan kemampuan reaktifnya saja. Pengemudi tidak pernah bertindak antisipatif dengan menjaga jarak aman,” ucap Sony kepada Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).
Sony mengatakan, menjaga jarak aman adalah tindakan antisipasi bahaya yang paling relevan. Pengemudi memiliki keterbatasan kemampuan dalam bereaksi sehingga butuh ruang dan waktu yang aman.
“Menjaga jarak membantu pengemudi dalam melihat, mengidentifikasi, memutuskan, dan bereaksi apabila ada bahaya di sekitarnya,” kata Sony.
Selain itu, mengemudi di malam hari juga harus lebih berhati-hati. Malam hari adalah kondisi biologis di mana tubuh seharusnya beristirahat.
Ketika mengemudi, maka fungsi masing-masing organ tubuh dan reaksinya akan lambat.
“Jadi harus perhatikan kemampuan mata melihat, otak dalam berpersepsi terhadap obyek, kemampuan tangan dan kaki dalam mengantisipasi. Intinya tentu harus jaga jarak aman,” ucapnya.
Tips Hindari Tabrakan Beruntun
Kejadian tabrakan beruntun makin sering mengemuka. Terakhir terjadi di jalan Tol Ancol Pelabuhan, Jumat (30/4/2021). Kecelakaan yang terjadi di lajur kanan tol tersebut setidaknya melibatkan lima kendaraan.
Dalam rekaman yang diunggah oleh akun instagram @dashcamindonesia terlihat beberapa mobil itu mengalami ringsek akibat tabrakan beruntun tersebut.
Biasanya insiden ini terjadi karena tidak adanya jarak pengereman aman di antara mobil, Ketika ada mobil yang tiba-tiba melakukan pengereman, mobl di belakangnya tidak siap. Oleh sebab itu, sejumlah pengendara harus lebih waspada terutama saat berada di lajur kanan.
Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, banyak sekali masyarakat yang sudah tahu bahwa lajur kanan merupakan lajur yang paling berbahaya, namun mereka tidak peduli.
“Kenapa berbahaya? Lajur kanan itu merupakan yang paling cepat laju kendaraannya. Biasanya saling mendahului pada lajur kanan, sehingga jarang yang menjaga jarak,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/4/2021).
Sony melanjutkan, untuk menghindari tabrakan beruntun, pengemudi bisa melakukan emergency braking.
“Emergency braking dilakukan dengan cara mengerem sambil membanting setir ke kanan atau kiri, namun dengan catatan tersedia ruang yang aman buat mobil,” katanya.
Langkah tersebut merupakan pilihan terakhir ketika ruang yang tersedia di depannya benar-benar terbatas atau mepet.
“Tapi perlu diingat hal ini temporary, kemungkinan berhasilnya kecil karena harus didukung oleh skill pengemudi,” kata Sony.
Selain itu, menurut Sony, mobil juga harus memiliki fungsi rem yang baik, sehingga selalu sigap saat dibutuhkan. Tidak ada gejala rem kurang pakem. Hal ini juga harus didukung dengan kondisi fisik pengemudi yang prima, sehingga reaksinya tepat waktu.
“Jadi lebih baik kalau pengemudi melakukan antisipasi dengan jaga kecepatan dan jarak aman. Sehingga tidak perlu melakukan emergency braking,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/29/122100615/terjadi-lagi-tabrakan-beruntun-di-jalan-tol-jangan-cuma-andalkan-skill