Pepatah lama yang masih dipakai saat ini ialah semakin ringan kendaraan semakin baik. sebab Bobot merupakan salah satu prinsip penting dalam pembagian power-to-weight ratio (PWR).
PWR sangat berpengaruh terhadap performa dan akselerasi motor. PWR merupakan perbandingan rasio antara bobot motor dengan tenaga atau power yang dihasilkan oleh mesin.
Bobot ringan dipadukan tenaga besar menghasilkan PWR yang baik. Semakin baik PWR-nya, motor memiliki akselerasi yang lebih responsif dan mudah dalam mencapai top speed.
Misalkan ambil contoh, motor sport 1.000 cc bisa menghasilkan 200 tk dan punya bobot 180 kg. Jadi PWR standar motor tersebut ialah 200 tk/180 kg hasilnya 1,11 tk/kg.
Kemudian si pemilik tidak puas akhirnya berusaha menurunkan bobot motornya agar lebih ringan. Knalpot diganti, bodi pakai lebih ringan sehingga bobotnya turun 15 kg.
Diet yang dilakukannya itu membuat PWR jadi makin baik. Sebab tenaga sebesar 200 tk itu kini hanya dibagi 165 kg dan hasilnya 1,21 tk/kg.
Sebagai perbandingan, dalam kasus lain si pemilik tetap mempertahankan bobot standar yaitu 180 kg. Tapi dia memodifikasi ECU, injektor dan lain-lain sehingga tenaganya naik 10 tk.
Jika dihitung maka 210 tk dibagi 180 kg hasilnya 1,16 tk/kg. Hitungan PWR-nya masih kalah besar jika menurunkan berat motor.
"Jalan termudah untuk membuat motor melaju lebih cepat adalah dengan meringankannya. Ini juga jauh lebih murah karena Anda dapat menghilangkan bagian yang tidak berguna," tulis Bikesrepublic, dikutip Selasa (25/5/2021).
Selain itu dengan bobot lebih ringan motor juga lebih mudah dikendarai. Motor akan berakselerasi lebih cepat, sekaligus menghemat lebih banyak tenaga mesin dan bahan bakar.
"Jarak yang dibutuhkan untuk mengerem juga lebih sedikit, menghemat energi Anda dan menyebabkan jari dan lengan Anda tidak terlalu lelah," tulis Bikesrepublic.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/25/172034315/penjelasan-power-to-weight-ratio-lebih-ringan-lebih-baik