JAKARTA, KOMPAS.com - Ban merupakan salah satu komponen yang penting dalam kendaraan, sebab berhubungan langsung dengan jalan.
Komponen yang termasuk fast moving ini juga memiliki usia pakai maksimum.
Sayangnya, tidak jarang pemilik kendaraan abai dengan tekanan angin ban, dan juga kondisi secara fisik. Padahal dampaknya bisa sangat fatal. Seperti kecelakaan yang sering diakibatkan oleh pecah ban atau kondisi yang sudah tipis.
Lantas kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk mengganti ban mobil, berdasarkan usia pakai atau kondisi fisik ban itu sendiri?
On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, kedua indikator tersebut sebenarnya bisa digunakan. Namun jika mobil jarang dipakai, pemilik kendaraan patut mengetahui jika ban juga mempunyai masa pakai.
Tidak serta merta mobil yang jarang jalan selama bertahun-tahun, tak perlu mengganti ban karena masih tebal. Sebab kondisi tersebut tentu akan berpengaruh pada kinerja ban.
“Ban harus diganti jika kondisi fisiknya sudah tidak layak. Misal sudah gundul, sobek, atau ada kerusakan di beberapa bagian yang memang tidak bisa diperbaiki lagi,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/5/2021).
Zulpata melanjutkan, kerusakan tersebut seperti bagian telapak ban yang sudah gembung, flat spot akibat panic brake, hingga keausan yang tidak rata dan sudah parah sehingga menimbulkan ketidaknyamanan saat berkendara.
Namun, Menurut Zulpata, selama ban masih dalam kondisi baik tidak perlu melakukan penggantian.
“Tidak ada masalah dengan usia atau dengan waktu produksi ban, selama ban masih dalam kondisi baik tidak perlu melakukan penggantian,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/25/071200015/mau-ganti-ban-lebih-baik-berdasarkan-masa-pakai-atau-kondisi-fisik-