JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam balapan apapun termasuk balap motor MotoGP, pebalap seringkali tidak bisa tampil maksimal di akhir lomba karena bannya habis.
Ada penjelasan mengapa ban yang sudah aus membuat pengendara tidak bisa cepat. Padahal kalau diperhatikan ban balap tipe slick juga sebenarnya botak alias tanpa alur.
"Ban balap dan ban slick tanpa alur memiliki berbagai faktor teknis yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah, namun ada penjelasan garis besarnya," tulis Ride Hi dikutip Kamis (20/5/2021).
"Ban yang aus tidak dapat mencengkeram (dengan baik) karena lapisan karet pada tapak yang bersentuhan dengan permukaan jalan menjadi tipis," tulisnya.
"Tentu saja daya cengkeram ban didasarkan pada kekuatan rekat karet yang umumnya disebut kompon, namun kenyataannya, performa redaman (ban) justru lebih penting," katanya.
Kompon ban baik itu lunak, medium atau keras memang berpengaruh pada daya gesek ban ke aspal. Tapi ada hal yang juga tak kalah penting yaitu tingkat redaman ban.
"Dengan kata lain, saat ban akan slip, penting untuk memiliki karakteristik redaman yang mencegahnya slip sekaligus. Sifat ini diperoleh dengan cara melenturkan lapisan karet," katanya.
"Sehingga pada saat ban aus dan tipis tidak ada ruang untuk (ban) melentur sedikit demi sedikit, dan saat (permukaannya) tipis sampai kehilangan ketebalannya, tiba-tiba jadi licin," katanya.
Karena itu, tulis Ride Hi, dalam balapan, pebalap butuh ban yang dapat menjaga performa grip selama jangka waktu tertentu.
Lantas buat saja ban yang lebih tebal sehingga tidak mudah aus?
"Jika terlalu tebal, gaya cengkeraman akan selalu berubah, sehingga sangat sulit untuk dikendarai. Dalam balapan, penting untuk mempertahankan tingkat performa cengkeraman tertentu," katanya.
"Tentu saja jika performa cengkeraman rendah sulit mendapat waktu yang baik. Dalam hal ini, grip terbaik diperoleh untuk jangka waktu tertentu atau lebih," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/20/190100015/permasalahan-ban-aus-bikin-pebalap-motogp-melambat