JAKARTA, KOMPAS.com - Skuter matik (skutik) banyak dipilih oleh banyak orang karena kepraktisannya. Sebab, untuk mengendalikannya, cukup tinggal memainkan gas dan remnya saja.
Meski demikian, masih banyak pengendara skutik yang melakukan kebiasaan salah saat berkendara. Apalagi, ketika sedang berada dalam kondisi jalan yang macet.
Masih banyak yang bermain gas, tapi sambil menahan tuas rem. Kebiasaan tersebut dapat berdampak pada v-belt dan rumah CVT (Continuously Variable Transmission).
"Itu kesalahan besar dan sampai sekarang banyak dilakukan pengguna motor matik," ujar Wedijianto Widarso, General Manager Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM), beberapa waktu lalu.
Wedi menambahkan, v-belt dan rumah CVT bisa cepat rusak jika kebiasaan tersebut terus dilakukan.
V-belt akan menjadi mudah retak dan pada batok CVT akan sedikit meleleh, sehingga harus diganti sebelum waktunya.
"Jadi kalau sambil gas terus sambil mengerem juga, CVT dipaksa untuk memutar juga dan timbul gesekan-gesekan yang akan merusak dalam jangka waktu yang cukup lama itu," kata Wedi.
Kepala Bengkel Astra Motor Center Jakarta Rendra Kusuma, mengatakan, menarik gas bersamaan dengan menarik tuas rem akan membuat CVT bekerja ekstra.
Hal ini menyebabkan kampas kopling otomatis yang ada pada CVT akan cepat habis karena terus bergesekan dengan mangkoknya.
"Karena kalau terus bergesekan dengan mangkoknya akan cepat habis kampas koplingnya," ujar Rendra.
Rendra menambahkan, CVT sebaiknya dicek tiap 4 bulan atau setelah 8.000 km. Tapi, jika kebiasaan tersebut terus dilakukan, sebaiknya dicek lebih awal.
Tidak Pakai Tutup CVT
Skuter matik (skutik) menggunakan CVT sebagai sistem transmisinya. Bagian ini termasuk salah satu yang paling vital fungsinya. Kepala Bengkel AHASS Cibinong dan Megamendung
Asep Suherman, mengatakan, dalam komponen CVT terdapat beberapa bagian dan tutup CVVT termasuk bagian penting.
"Selain berfungsi untuk melindungi bagian CVT dari kerikil atau debu yang diakibatkan dari faktor luar atau jalan," ujar Asep, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Asep mengatakan, jika tutup CVT tidak terpasang sangat berisiko ada kerikil yang masuk ke bagian CVT yang bisa mengakibatkan kerusakan atau kecacatan pada komponen CVT.
"Selain itu, di dalam tutup CVT terdapat bagian penting, yaitu bearing blok CVT yang terlihat sepele padahal fungsinya sangat mempengaruhi," kata Asep.
Asep menjelaskan, fungsi bearing blok sebagai penstabil atau untuk menahan keolengan dari poros belakang atau as gardan CVT, di mana keolengan tersebut diakibatkan gaya sentrifugal.
"Menurut analisa dan logika, jika tutup CVT tidak terpasang, maka keolengan dari CVT akan timbul. Sehingga, bisa mengakibatkan kerusakan pada komponen CVT, khususnya di bagian-bagian gardan," ujar Asep.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/20/140100615/kebiasaan-pengendara-skutik-yang-bikin-cvt-dan-v-belt-cepat-rusak