JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak jarang pengemudi yang melaju di jalan raya atau jalan bebas hambatan kerap membuka kaca lebar-lebar, agar angin dapat menggantikan fungsi pendingin di kabin.
Perlu diketahui, hambatan udara dalam ilmu aerodinamika ketika mobil melaju kencang tidak hanya memengaruhi stabilnya pergerakan, akan tetapi juga berefek pada urusan efesiensi bahan bakar mobil.
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, memperhatikan konsep tahanan udara (coefficient of drag/COD) cukup penting, meski dalam lingkup berkendara sehari-hari, bukan untuk urusan balap. Salah satu tujuannya adalah demi efisiensi bahan bakar.
Didi memberi contoh, membuka atau menutup jendela mobil saat melaju dalam kecepatan tinggi punya efek berbeda. Semakin jendela dibuka, maka laju mobil akan ditahan oleh udara yang masuk ke dalam mobil.
“Saat mobil tertahan oleh angin, pergerakan mobil akan terhambat. Pengaruhnya adalah efesiensi bahan bakar yang tidak optimal. Jadi memang sebaiknya, jendela mobil ditutup ketika mobil melaju dengan kecepatan cukup tinggi,” ucap Didi saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/5/2021).
Selain itu, di dalam buka Pengenalan Bodi Otomotif karangan Buntarto disebutkan, untuk aerodinamika mobil umum ilmu tersebut dimanfaatkan untuk mendesain mobil agar menghasilkan bentuk yang memiliki hambatan udara sekecil mungkin.
Ini berujung pada konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Faktor yang membuat bensin irit bukan hanya sekedar aerodinamis, melainkan juga perilaku berkendara.
“Memang pengaruhnya tidak begitu besar untuk efesiensi bahan bakar. Tetapi, paling tidak, dengan desain mobil yang aerodinamis, mobil akan tampak lebih futuristik dan bernilai artistik dibanding mobil dengan desain yang kaku,” kata Buntarto dalam bukunya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/14/080200315/apa-benar-buka-kaca-mobil-saat-berkendara-bikin-boros-bbm