JAKARTA, KOMPAS.com - Jok sepeda motor pada dasarnya diperuntukkan untuk dua orang, yaitu pengendara dan pembonceng atau penumpang.
Pada saat berboncengan, tentunya ada etika yang harus diperhatikan agar aman dan selamat sampai tujuan.
Pasalnya penumpang berpotensi lebih fatal cidera jika terlibat kecelakaan, karena terkadang penumpang tidak siap ketika terjadi kecelakaan.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, ada beberapa tips aman tentang bagaimana membonceng yang aman di sepeda motor.
"Pada saat membonceng, penumpang harus duduk di belakang pengendara agar pengendara mudah mengoperasikan sepeda motor dan mudah memainkan instrumen kelistrikan yang ada di motor," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (7/5/2021).
Apabila pembonceng merupakan anak kecil, usahakan juga untuk membonceng di belakan. Jika belum bisa menahan keseimbangan sebaiknya ada pendamping atau menggunakan alat bantu. Membonceng anak di depan pengendara akan memiliki resiko bahaya yang lebih besar.
"Berikutnya, pembonceng juga wajib memakai perlengkapan berkendara yang sama dengan pengendara, agar pada saat terjadi kecelakaan maka potensi resiko cidera fatal dapat dicegah," ucap Agus.
Kemudian pembonceng harus berpegangan kepada pengendara. Hal ini dimaksudkan agar pengendara mudah melakukan manuver dan kontrol kendaraan pada saat di jalan.
Pada saat membonceng, yang terpenting adalah postur badan pembonceng mengikuti gerakan pengendara pada saat berbelok. Jangan melawan arah kemiringan sepeda motor karena dapat mengganggu keseimbangan pengendara.
Uahakan juga lutut pembonceng menjepit ringan pada pinggul pengendara dan jangan terbuka lebar. Hal ini juga penting agar pada saat melewati jalan yang sempit maka lutut pembonceng aman dari benturan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/08/120100115/tips-aman-membonceng-saat-naik-sepeda-motor