JEREZ, KOMPAS.com - Mantan juara dunia MotoGP dari Ducati, Casey Stoner, mengatakan bahwa permasalahan Ducati ialah tidak menghargai para pebalapnya.
Pebalap asal Australia tersebut bercerita sedikit mengenai kisahnya bersama Ducati, hingga meraih gelar juara bersama Ducati dan Honda.
Juara dunia MotoGP 2007 itu mengatakan, gelar bersama Ducati merupakan hal yang terduga. Dia mengatakan tidak mengira bisa menang dengan Ducati.
“Pikiran pertama yaitu apa yang saya lakukan? Saya pikir saya telah membuat karir saya tidak jelas dengan pergi ke Ducati. Tapi saya tidak pernah membiarkan diri saya dikalahkan," katanya mengutip Corsedimoto, Kamis (6/5/2021).
Akhirnya setelah empat tahun bersama Ducati, Stoner pergi ke Honda. Bersama Honda dia kembali merebut gelar Juara Dunia pada 2011.
Stoner mengakui bahwa dia pindah ke Honda karena penawaran yang lebih bagus. Meski tidak dirinci tapi menjurus pada gaji dan perlakuan Ducati kepada pebalapnya.
“Perjanjian dengan Honda lebih baik daripada dengan Ducati dalam segala hal. Mereka (Ducati) tidak menghormati saya," katanya.
Selain itu kata Stoner, Ducati merasa bahwa motornya adalah yang terbaik.
“Saya pikir mereka semakin buruk dengan cara mereka memperlakukan para pebalap. Mereka tidak menunjukkan loyalitas kepada pebalap karena benar-benar merasa memiliki motor terbaik,” kata Stoner.
Setelah pindah ke Honda, petualangan Stoner di merek Jepang itu juga tidak lama karena hanya dua musim, yaitu pada 2011 dan 2012. Setelah itu dia pensiun pada 2013.
"Mungkin saya bodoh karena menolak tawaran terakhir yang mereka berikan kepada saya," katanya yang menjurus pada nominal gaji yang besar.
"Tapi saya menghasilkan lebih banyak uang daripada yang pernah saya bayangkan, jadi saya sangat senang dengan keputusan ini," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/06/114100315/casey-stoner-beberkan-keburukan-ducati-