JAKARTA, KOMPAS.com - Fabio Quartararo tampil sangat kompetitif pada MotoGP Spanyol 2021 di Sirkuit Jerez. Tapi, setelah terserang arm pump, pebalap asal Prancis ini merosot jauh dari posisi pertama hingga finis di urutan ke-13.
Tak sedikit pebalap yang pernah mengalami arm pump dan menjalani pengobatan untuk menghilangkan penyakit tersebut. Proses penyembuhannya juga tidak sebentar dan terkadang berdampak pada performa saat di atas motor.
Bahkan, Jack Miller yang menang di seri keempat MotoGP 2021 ini juga beberapa pekan lalu menjalani operasi untuk menghilangkan arm pump.
Secara medis, kondisi yang disebut arm pump ini dinamakan Chronic Exertional Compartment Syndrome.
Dikutip dari The-race.com, Senin (3/5/2021), menurut Mayo Clinic, armp pump merupakan kondisi otot dan saraf yang disebabkan oleh olahraga yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kadang cacat pada otot lengan yang terdampak.
Arm pump terjadi karena konsekuensi dari otot lengan yang membengkak karena aktivitas dan menjadi terlalu kencang.
Otot terbungkus rapi dalam jaringan yang disebut fasia. Bagian ini tidak terlalu fleksibel. Ketika otot yang terlalu banyak berolahraga dipompa dengan darah, tapi tidak bisa mengalir dengan baik.
Otot menjadi mengembang, tapi dihadapkan dengan penghalang yang kokoh. Jika diibaratkan, arm pump menjadi setara dengan perban yang dibungkus terlalu erat. Sehingga, memutus aliran darah ke dan dari otot, serta membuat saraf kesemutan dan tidak merespons dengan benar.
Maka itu, terjadi pembengkakan pada lengan dan membuatnya keras. Di saat yang bersamaan, tangan juga mengalami kesemutan dan mulai mati rasa, dikombinasikan dengan rasa sakit.
Arm pump biasanya muncul di akhir balapan dan akan merusak konsentrasi pebalap ketika terjadi. Tak heran jika Quartararo mengaku kehilangan tenaga pada lengannya.
"Ketika Anda mulai mengalami masalah dengan arm pump, Anda tidak akan pernah mengalami masalah kecil. Ketika Anda mendapatkannya, Anda mendapatkannya dengan buruk. Dari saat Anda meninggalkan pit, Anda berpikir 'kapan itu akan terjadi?'" ujar Sam Lowes.
Menurut Sam, arm pump akan membuat sinkronisasi otak dengan tangan menjadi terganggu. Butuh waktu untuk tangan melakukannya.
"Ini kacau, karena ketika Anda sangat fokus di balapan dan Anda juga merasakannya, membuat balapan terasa sangat lama. Anda berjuang setiap saat, mengorbankan saat-saat berkendara. Sulit untuk memimpin balapan dengan kondisi seperti itu," kata Sam.
Maka itu, sebagian besar pebalap dengan senang hati mengambil tindakan ekstrem untuk mengatasi masalah arm pump. Tindakan tersebut melibatkan fasiotomi, pembedahan yang memerlukan anestesi umum yang membuka lengan, memotong celah di fasia, dan kemudian dijahit kembali.
Tentunya, ini bukan operasi yang ringan dan biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah. Menjalani tindakan tersebut di rumah sakit pilihan untuk pebalap MotoGP, seperti Rumah Sakit Barcelona Universitari Quiron Dexeus, butuh biaya sekitar 8.000 euro atau sekitar Rp 136 jutaan per lengan.
Cara untuk mengantisipasi terjadinya arm pump adalah dengan kerja keras dan latihan. Pebalap motocross disebut paling sedikit mengalami masalah arm pump. Dengan trek yang bergelombang dan balapan yang intens, pebalap motocross lebih mampu mengatasi masalah fisik dibanding pebalap yang hanya berlatih di trek aspal.
Untuk itu, beberapa pebalap MotoGP juga senantiasa melakukan latihan motocross. Selain melatih feeling, tentunya akan menguatkan fisik.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/03/110200915/mengenal-penyakit-arm-pump-penyebab-quartararo-gagal-menang