JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan pengujian kendaraan bermotor roda empat secara langsung alias test drive sebelum menggarasikannya merupakan salah satu yang kerap dilakukan calon konsumen.
Pasalnya, melalui hal tersebut berbagai informasi tak tertulis bakal didapatkan mulai dari kenyamanan berkendara, kesesuaian dengan postur tubuh, sampai ketangkasan dapur pacunya.
Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara bahkan menyebut, hampir 80 persen warga Indonesia yang melakukan test drive di diler maupun pameran otomotif, melanjutkan proses pembelian.
"Investasi ke mobil itu tidak murah, ratusan juta dikeluarkan. Jadi tidak cukup bagi mereka hanya melihat secara virtual saja dan membaca buku spesifikasinya. Dibutuhkan test drive," katanya belum lama ini.
"Kalau fitur-fitur mungkin bisa dilihat dan dibandingkan, ya. Tapi ada suatu hal yang harus dirasakan secara langsung, yakni feel berkendara. Sampai saat ini, hal tersebut nampaknya belum tergantikan (hanya ada di test drive)," lanjut dia.
Oleh karena itu, cukup sulit untuk menggantikan transaksi atau layanan pembelian mobil secara langsung dengan digital, apalagi di pamerannya.
Pernyataan serupa datang dari Co-founder CARRO Aditya Lesmana pada kesempatan terpisah, di mana perkembangan zaman tidak membuat tes mobil secara langsung diabaikan oleh calon pembeli kendaraan.
"Memang tak menutup kemungkinan ya segala sesuatu sudah bisa dilakukan secara digital. Tapi dalam kasus mobil, itu berbeda sekali. Orang masih butuh namanya mencoba dan merasakan langsung dahulu sebelum memutuskan pembelian," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/26/170200415/orang-indonesia-gemar-test-drive-sebelum-beli-mobil