JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah lama tak ada kepastian, akhirnya DFSK secara resmi membuka keran pemesanan Gelora E di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021.
Kendaraan komersial ringan dengan tenaga listrik berbasis baterai pertama yang dipasarkan di Indonesia itu, kini telah siap digunakan sebagai armada ramah lingkungan bagi segala sektor usaha. Mulai dari transportasi, logistrik, pariwisata, dan lainnya.
Seperti diketahui, sebagai kendaran niaga ringan, Gelora E memiliki panjang 4.500 mm, lebar 1.680 mm, dan tinggi 2.000 mm yang diklaim mampu memberikan ruang ekstra lapang. Pengusaha yang tertarik bisa memilih dua varian yang ditawarkan, yakni blind van dan minibus.
Varian blind van memiliki kabin seluas 2,63 meter yang bisa diandalkan untuk kebutuhan logistik atau angkutan barang lainnya. Sementara untuk minibus, hadir dengan kapasitas tujuh penumpang dan bisa dijadikan sebagai kendaraan travel, shuttel, atau antar jemput karyawan.
Achmad Rofiqi, PR & Media Manager PT Sokonindo mengatakan, DFSK menawarkan sebuah solusi mobilitas yang hemat energi dan ramah lingkungan melalui Gelora E yang hadir dengan teknologi kendaraan masa depan.
"Ini menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh DFSK Gelora E berkat teknologi listrik dan menjadi satu-satunya saat ini di segmen kendaraan komersial ringan di Indonesia," kata Achmad dalam keterangan resminya, Senin (19/4/2021).
Dari sisi spesifikasi, Gelora E yang masuk dalam kendaraan listrik murni dibekali catu daya Lihtium-ion dengan kapasitas 42 kWH.
Menggunakan electric Permanent Magnet Synchronous Motor (PMSM), tenaga di atas kertas mencapai 60 kWh pada 9.000 rpm, atau bila dikonversi sekitar 80,46 tk dan torsi yang cukup bagi sebuah kendaraan niaga ringan, yakni 200 Nm.
Tenaga tersebut disalurkan ke roda penggerak belakang yang memang cukup banyak diadopsi mobil niaga. Pemilihan PMSM sendiri juga memiliki alasan, yakni efisien, mengasilkan torsi yang besar, serta minim power loss.
Dengan kondisi baterai tersisi penuh, Gelora mampu menjelajah sejauh 300 km. Sementara untuk durasi pengisian baterai tak membutuhkan waktu lama lantaran ditunjang koneksi fast charging. Untuk meraih 20-80 persen pengisian baterai, hanya butuh waktu kurang dari dua jam, tepatnya 80 menit.
Achmad mengatakan Gelora E memiliki efisiensi energi yang tinggi sehingga mampu mengurangi biaya operasional yang ditimbulkan. Per kilometernya, mobil niaga ini diklaim hanya membutuhakan energi sebesar Rp 200, atau setara 1 per tiga operasional kendaraan komersial konvensional.
Penggunanya tidak perlu khawatir dengan keamanan baterai, lantaran DFSK Gelora E sudah mengadopsi langkah-langkah seperti perlindungan isolasi, tegangan tinggi, tahan debu dan air (hingga standar IP67), dan sistem perlindungan baterai yang ketat guna memastikan keamanan baterai dalam kondisi ekstrim.
"DFSK Gelora E kami hadirkan sebagai solusi mobilitas usaha di masa depan dengan banyak keunggulan yang ditawarkan, khususnya untuk mendukung perkembangan usaha dan menggerakan perekonomian masyarakat," ucap Achmad.
Untuk harga, berdasarkan pantauan di situs resmi DFSK, banderol Gelora E di DKI Jakarta untuk varian minibus dipasarkan sebesar Rp 510 juta. Sementara untuk blind van Rp 480 juta.
Harga tersebut memang cukup tinggi untuk sebuah mobil niaga ringan, bahkan disandingkan dengan Toyota Innova atau Fortuner juga masih lebih mahal. Tapi dengan teknologi elektrifikasi murni yang digunakan, rasanya cukup wajar sekaligus mendorong ekosistem mobil listrik di Indonesia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/20/143100815/bedah-dfsk-gelora-e-mobil-niaga-pertama-dengan-tenaga-listrik