Jika GP150 sudah terlihat klasik maka TG300 lebih klasik lagi. Sekilas keduanya kembar tapi jika diperhatikan detail TG300 cukup berbeda dan identik skuter 60'an.
Lampu depannya bulat dengan aksen cincin krom. Kemudian yang membuat tampilannya klasik ialah pakai skema dua warna alias two tone.
Bagian hidungnya juga lebih klasik dengan desain membulat. Sein depan belakang model terpisah berbentuk bulat. Joknya model tandem tidak terpisah seperti GP150.
Di bagian belakang jok ada rak tambahan. Adapun bentuk tepongnya seperti model Royal Alloy yang lain, panjang dan cukup besar.
Dimensi memiliki panjang 1.870 mm, lebar 620 mm dan tinggi 115 mm. Jarak sumbu roda 1.390 m, berat kering 130 kg dan tinggi jok 770 mm.
Kaki-kakinya sudah modern. Pelek palang 12 inci ban depan 110/70 dan belakang 120/70 tubeless. Pengereman depan belakang dengan disc brake 220 mm.
Fitur unggulan yaitu bodinya terbuat dari bahan metal seperti skuter jadul, kecuali sepatbor. Tangki bahan bakar sanggup memuat 11 liter bensin.
Mesinnya berkubikasi 278 cc, 1 silinder, 4-tak. Rasio kompresi sebesar 11:1 mampu menghasilkan 16 kW pada 7.250 rpm dan torsi 23 Nm pada 5.000 rpm.
Royal Alloy TG300 dibanderol Rp 159 juta on the road (OTR) Jakarta. Ada tiga pilihan warna yang bisa dipilih, yaitu putih-merah, putih-biru dan putih kombinasi abu-abu.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/20/100200715/ulik-spesifikasi-skuter-royal-alloy-tg300