JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi arus lalu lintas di DKI Jakarta selama Ramadhan berubah jika dibandingan dengan bulan biasa. Waktu dan wilayah kemacetan pun berbeda pada setiap pekannya.
Hal ini disampaikan oleh Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo.
“Untuk kenaikan volume kenaikan sebetulnya tidak terjadi, tetapi ada waktu-waktu dimana mereka bergerak secara bersamaan. Itulah yang menyebabkan seolah terjadi peningkatan volumen kendaraan,” ujar Sambodo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/4/2021).
Sambodo menjelaskan, selama dua hari ini terjadi kepadatan pada sore hari atau lebih awal dari bulan puasa. Sebab, masyarakat ingin buka puasa dan melakukan shalat Tarawih di rumah.
“Jadi kalau sebelum bulan puasa itu, pulang kantornya terbagi ada yang jam 16.00, jam 18.00 atau bahkan jam 19.00 atau 20.00 malam. Tapi di dua atau tiga hari pertama ini, semua orang ingin buka puasa di rumah, sehingga jam pulang kantor bersamaan,“ katanya.
Sambodo menambahkan, dalam pantauannya beberapa hari ini kepadatan sudah terjadi di beberapa ruas jalan, terutama di jalan tol dan arteri yang menuju daerah-daerah kawasan perumahan seperti Bekasi, Tangerang dan sebagainya.
“Dari pantauan jam macet di Jakarta saat puasa dimulai pukul 16.00 sampai 19.00 malam,” ucap Sambodo.
Terkait kondisi tersebut, Sambodo sudah menurunkan anggota polisi untuk mengatur arus lintas di titik-titik yang rawan kemacetan.
Meski terjadi kemacetan selama bulan puasa di jam-jam tertentu, Sambodo mengaku belum ada wacana diberlakukannya kembali sistem ganjil genap (gage) untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Sampai saat ini belum ada pembicaraan terkait hal itu,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/15/141213615/catat-jam-macet-di-jakarta-selama-bulan-puasa-sore-makin-parah