Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jakarta-Semarang 12 Jam, Dapat Apa dengan BMW X5?

Kegiatan penyaluran bantuan pembaca Kompas.com berupa buku-buku untuk perpustakaan, paket wifi gratis setahun, ribuan paket pangan dan alat kesehatan sudah ditetapkan yaitu 3-5 April 2021. Tanggal itu adalah libur panjang akhir pekan karena rangkaian Paskah.

Kami berangkat dari Jakarta, tepatnya pinggirannya yaitu Bumi Serpong Damai (BSD), Jumat (3/4/2021) pukul 09.00. BMW X5 xDrive40i xLine warna hitam edisi terbaru tahun 2021siap digunakan.

Atas pertimbangan situasi pandemi dan perjalanan sebulan sebelumnya di jalur yang sama dengan BMW X3, kami yakin perjalanan menuju Semarang tidak akan lebih dari lima jam saja.

Berdasar keyakinan ini, sebelum berangkat, masing-masing dari kami masih sempat bersepeda dan cari sarapan. Gocapan istilahnya, singkatan dari gowes cari sarapan. Pukul 08.45, kami janji berjumpa di titik berangkat dan terlaksana.

Mengingat kami hanya bertiga, baris ketiga BMW X5 tidak kami fungsikan untuk penumpang. Secara elektrik, dua bangku paling belakang saya benamkan. Perlanah, ruang bagasi terasa lapang karena panjang dan lebarnya.

Tiga sepeda lipat kami tata bersama perlengkapan sepedanya. Tiga koper dan tas kerja kami atur posisinya di bagasi yang sama.

Sambil menutup bagasi, saya membayangkan akan ada banyak oleh-oleh dari Semarang dan Blora yang bisa dibawa di ruang bagasi yang masih lega.

Tepat pukul 09.00 kami berangkat. Sebelum memulai perjalanan menuju Semarang yang berjarak sekitar 465 kilometer, kami cek kondisi lalu lintas yang akan kami lintasi.

Peta jalan di Google menunjukkan merah di beberapa titik. Waktu tempuh yang kami perkirakan sekitar lima jam ternyata meleset. Kami terbelalak karena waktu tempuh yang diperkirakan adalah delapan jam.

Tanpa ragu, meskipun membayangkan macet, kami berangkat. Memasuki ruas tol BSD sebagai titik berangkat, kami uji respons BMW X5 untuk mencapai titik kecepatan 100 kilometer per jam. Tak kurang dari tujuh detik, kecepatan bisa melampaui 100 kpj.

Sungguh bertenaga dan cepat responsnya. Padahal, kami masih menggunakan mode comfort. Kami coba mode sport, responsnya lebih cepat lagi. Saat pedal gas diinjak, badan seperti ditarik ke belakang. 

Kendaraan antre memanjang dan juga melebar karena semua ruas jalan lantas penuh. Tol Layang Cikampek ditutup petugas saat kami hendak melaluinya pukul 10.00. Apa boleh buat.

Semua kendaraan diarahkan melewati Tol Cikampek lama yang untuk sejumlah ruasnya tidak rata kondisi jalannya. Sisa-sisa pembangunan Tol Layang dan jalur kereta masih banyak dibiarkan.

Banyak dijumpai gelombang di jalan, lobang, patahan dan retakan jalan ketika kendaraan melaju selepas macet.

Uji suspensi BMW X5 terjadi di sini. Dengan adaptive 2-axle air suspension yang secara otomatis bisa mengatur level suspensinya sesuai kondisi jalan, perjalanan terasa tanpa goncangan.

Mode suspensi juga bisa diatur secara manual dalam lima tingkatan dengan rentang penyesuaian 80mm. Sebelum berangkat, saya set suspensi di tingkat tiga.

Berkat suspensi yang prima, ruas jalan tol yang tidak rata karena patahan, retakan dan lobang yang belum ditambal tidak terasa menyiksa. Barang-barang di bagasi juga tidak bergeser atau berpindah tempat karenanya.

Mendapati perjalanan akan panjang lantaran macet, kami nikmati sejumlah fitur yang menyenangkan dan tentu saja menghibur di dalam BMW X5.

Pertama-tama adalah fitur yang memanjakan telinga dimana ditanam Harman Kardon surround sound system. Terdapat 16 loudspeakers berkekuatan 464 W, dilengkapi digital amplifier yang bisa diatur sesuai kebutuhan masing-masing penumpang.

Sepanjang jalan di tengah macet, kami lampiaskan ketidakpastian waktu perjalanan dengan bernyanyi.

Suara sumbang yang lantang tidak terdengar karena tertutup suara penyanyi asli dengan musiknya yang keluar dari Harman Kardon. Menyenangkan.

Tampilan tiba-tiba itu muncul saat kendaraan mendekati atau didekati obyek yang membahayakan. Gambar itu sekaligus merupakan sistem peringatan yang sangat memadai untuk mengambil respons yang tepat saat berkendara.

Seperti terjadi di banyak kemacetan, kita kerap dibuat sebal dengan mereka yang ingin didahulukan dan menggunakan bunyi-bunyian mengganggu dilengkapi dengan lampu strobo.

Dari dalam BMW X5, kesebalan itu berkurang atau nyaris hilang. Heningnya ruang di dalam kendaraan yang diisi lagu-lagu pilihan membuat umpatan atau sekadar ngedumel melihat kelakuan mereka yang memaksa minta didahulukan tidak keluar.

Perjalanan lima jam menuju Semarang yang kami perkirakan sebelumnya tidak mewujud. Juga perkiraan Google sekitar delapan jam meleset.

Berangkat pukul 09.00, lima jam kemudian yaitu pukul 14.00, kami baru sampai KM 57. Hendak makan siang, kami berhenti dan beristirahat sejenak di rest area yang penuh.

Saat istirahat, tidak ada kelelahan baik fisik maupun mental lantaran perjalanan di tengah macet. Sambil makan, kami menata ekspektasi soal lamanya perjalanan menuju Semarang.

Ini kami anggap penting agar perjalanan yang masih panjang bisa tetap nikmat dilalui lantaran tidak jauhnya kenyataan dan ekspektasi.

Usai istirahat, kami siapkan sekitar enam jam sebagai perkiraan waktu perjalanan sebelum tiba di Semarang. Kami bayangkan, tiba di Semarang saat makan malam.

Ekspektasi terpaksa kami revisi, perjalanan yang ternyata panjang lebih bisa kami nikmati. Kami bertiga bisa bergantian membawa kendaraan dan tentu saja bergantian berbagi cerita.

Sejumlah persiapan dan koordinasi kegiatan esok hari, bisa kami lakukan dan matangkan di sepanjang perjalanan. Semacam konferensi di dalam kendaraan bisa kami lakukan dengan suara jernih tanpa gangguan untuk semua penumpang.

Pukul 21.00, kami tiba di Semarang. Di sebuah restoran yang terletak di ketinggian di Candisari, kami berhenti untuk makan malam sekaligus meeting dengan tim untuk rangkaian kegiatan esok hari.

Meskipun baru saja melalui perjalanan panjang yang di beberapa ruas jalan terjumpai kemacetan, kelelahan tidak banyak terlihat jejaknya selain mata yang mulai mengantuk.

Satu jam makan dan meeting kemudian berakhir. Mata yang mulai mengantuk dipandu lampu menyala menuju pintu BMW X5.

Sambil menatap langit malam dari dalam kabin, kami menuju Hotel Santika Premiere untuk beristirahat sambil mencatat apa saja yang kami dapat selama 12 jam perjalanan.

Sepadan atau tidak belum kami putuskan. 

https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/12/142200115/jakarta-semarang-12-jam-dapat-apa-dengan-bmw-x5

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke