JAKARTA, KOMPAS.com - Pada September 2020, keempat produsen motor Jepang, yakni Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki, mengumumkan kerja samanya untuk membuat baterai motor listrik dengan sistem swappable atau tukar.
Dikutip dari Rideapart.com, Minggu (28/3/2021), konsorsium ini belum mengumumkan secara spesifik seperti apa perkembangan terbaru, setelah enam bulan berlalu. Namun, diyakini kerja sama tersebut berjalan lancar.
Akhirnya, 26 Maret 2021, empat merek Jepang tersebut mengumumkan bahwa mereka telah sepakat mengenai standarisasi sistem tukar baterai (swap) dan desain akhir.
Semua baterai yang diproduksi di bawah kesepakatan ini akan memiliki ukuran dan bobot yang sama. Begitu pula dengan ketahanan dan fitur keamanannya. Jadi, antara keempat pabrikan motor ini bisa saling bertukar baterai.
Paling penting adalah konsorsium ini akan membuat sistem infrastruktur untuk stasiun pertukaran baterai di seluruh Jepang.
Desakan semakin santer, ketika pemerintah federal Jepang mengumumkan pada Desember 2020, bahwa akan ada peraturan pelarangan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada pertengahan 2030-an.
Jika itu masih belum cukup juga, kota Tokyo akan mengambil langkah lebih jauh pada waktu yang sama. Saat ini, Tokyo berencana untuk mengakhiri penjualan kendaraan berbahan bakar bensin baru pada 2030, disusul sepeda motor bermesin konvensional pada 2035.
"Elektrifikasi sepeda motor adalah tren yang tak terhindarkan untuk industri ini. Empat perusahaan Jepang menguasai sekitar 50 persen pangsa pasar dunia. Saya yakin kolaborasi kita akan menguntungkan konsumen," kata Daiki Mihara, dari Honda, dalam wawancara dengan penyiar nasional NHK TV, belum lama ini.
Saat ini, keempat perusahaan sedang mengerjakan prototipe roda dua listrik yang akan menggunakan sistem baterai baru yang dapat ditukar ini. Tak satu pun dari empat produsen tersebut yang merilis informasi lebih lanjut tentang kendaraan tersebut.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/29/080200615/4-merek-jepang-sepakat-soal-baterai-motor-listrik