JAKARTA, KOMPAS.com - Motor yang mogok dan butuh untuk dibawa ke bengkel, biasanya dibawa dengan cara stut atau didorong dari belakang dengan menggunakan motor. Perlu diketahui, bahwa cara tersebut sebenarnya salah dan berbahaya.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani, mengatakan, jika bicara dari sisi safety riding memang tindakan stut motor seperti itu bisa saja membahayakan keduanya.
Sebab, akan hilangnya keseimbangan baik saat posisi mendorong atau pun sedang didorong.
"Lebih baik jika motor mogok memang harus ditarik dari depan, bukan didorong dari arah samping. Apalagi jika si pengendara belum terlalu mahir, maka bisa berbahaya," ujar Agus, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Agus menambahkan, untuk menarik motor sebaiknya tali yang digunakan juga jangan sembarang. Jadi, gunakan tali pengikat khusus derek.
"Biasanya, yang dilakukan oleh tim Help dari Wahana Honda, tali pengikat dikaitkan ke bagian rangka pelat nomor dengan alat khusus. Namun, jika pengendara lain mungkin bisa dikaitkan di bagian kepala motor mengikat ke arah setang agar lebih kuat," kata Agus.
Menurut Agus, yang terpenting adalah ketika motor ditarik jangan sampai membuat motor menjadi sulit berbelok agar tetap aman. Lalu, jarak antara motor jangan terlalu dekat dan terlalu jauh.
"Cukup 2 meter dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam. Agar tetap aman dalam melakukan pengereman," ujar Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/24/124100615/jangan-stut-begini-cara-benar-derek-motor-yang-mogok