JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah sebelumnya membahas PO Eka dan Mira, redaksi Kompas.com kali ini akan membahas soal pesaingnya, yakni PO Sumber Kencono yang sekarang sudah menjadi PO Sumber Group yang terdiri dari Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu.
Melansir dari Wordpress PO Sumber Group, PO Sumber Kencono didirikan oleh Setyaki Sasongko di Sidoarjo, Jawa Timur pada 1981.
Dengan enam unit bus, PO Sumber Kencono melayani perjalanan, Surabaya, Solo, Madiun, dan Yogyakarta.
Memiliki pelayanan yang baik membuat PO Sumber Kencono terus berkembang. Bahkan pada tahun 2005, 2007 dan 2008, PO Sumber Kencono mendapatkan penghargaan dari Menteri Perhubungan sebagai salah satu perusahaan yang memberikan pelayanan terbaik selama penyelenggaraan angkutan lebaran.
Namun sayangnya, periode 2009 sampai 2011 menjadi masa kelam PO Sumber Kencono. Pada periode ini sering sekali PO Sumber Kencono mengalami kecelakaan, bahkan sampai menghilangkan puluhan nyawa dan membuat penumpangnya berkurang.
Sanksi pengurangan armada sebanyak 40 persen pun dilakukan selama satu minggu. Selain itu, Setyaki menyiapkan nama baru pengganti Sumber Kencono, yakni menjadi Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu. Pada 2012, Sumber Kencono mulai dihilangkan.
Selain itu, manajemen juga membuat sanksi bagi para pengemudi yang mengalami kecelakaan, ugal-ugalan, dan melanggar batas kecepatan.
Hasilnya, perlahan jumlah kecelakaan mulai berkurang dan kembali dipercaya oleh masyarakat.
Aggota Forum Bismania Indonesia Dimas Raditya mengatakan, bus-bus milik PO Sumber Group memang terkenal kencang atau banter.
Namun hal ini kembali lagi ke masyarakat, ada yang menyukai, ada juga yang kurang suka.
“Kalau dibilang disukai, sebenarnya subyektif, ada yang suka banter, ada yang enggak,” ucap Dimas kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).
Selain itu, Dimas mengatakan ada ciri khas dari bus PO Sumber Group, baik Sugeng Rahayu maupun Sumber Selamat. Pertama ada lampu tambahan di atap seperti lampu taksi, lalu di bus ekonomi, kursi penumpangnya dibuat sedikit lebih rebah.
“Kemudian ada tiang-tiang pegangan berwarna kuning di kabinnya, baik untuk partisi dan untuk pegangan penumpang saat masuk ke kabin,” kata Dimas.
Selain itu, Export Manager karoseri Laksana Werry Yulianto mengatakan, ada ubahan di bagian pintu bagasi. Lalu kaca depan model belah kanan dan kiri dengan wiper gantung.
“Pintu bagasinya model swing bukan hatchback. Lalu bagasi ban serep posisinya ada di belakang kanan untuk bus besar mesin depan,” kata Werry kepada Kompas.com.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/23/185045715/sejarah-po-sumber-kencono-kerap-kecelakaan-berubah-jadi-sugeng-rahayu