JAKARTA, KOMPAS.com - Ada satu kebiasaan yang banyak dilakukan orang hingga sekarang, yakni melakukan inreyen. Tak sedikit yang menerapkannya pada motor-motor baru zaman sekarang.
Inreyen sendiri adalah masa break-in yang dilakukan pada motor baru, di mana komponen motor, khususnya di bagian mesin, sedang dalam masa penyesuaian.
Inreyen dilakukan agar komponen di dalam mesin beradaptasi sehingga bisa bekerja secara optimal ke depannya.
Biasanya, pengendaranya tidak disarankan untuk memacu motornya hingga kecepatan tinggi sampai motor mencapai 250 km atau 500 km atau hingga servis pertama.
Namun, sebenarnya hal tersebut sudah tidak berlaku lagi untuk motor-motor modern zaman sekarang. Sebab, teknologi yang digunakan, material, serta tingkat presisi komponennya sudah lebih baik.
Wahyudin, Kepala Mekanik AHASS DAM, mengatakan, motor sudah bisa langsung dipakai. Sebab, piston dan boring pada mesin sekarang ini sudah dibuat siap pakai.
"Celahnya sudah dibuat besar. Hanya saja, jika mau naik kecepatan, percepatannya harus lambat," ujar Wahyudin, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Tapi, hal tersebut hanya berlaku untuk motor dengan kapasitas mesin yang kecil, seperti 125 cc ke bawah. Beda lagi dengan motor-motor yang memiliki mesin 250 cc ke atas.
Menurut Wahyudin, untuk motor berkubikasi besar, bisa cepat bermasalah di bagian silindernya apabila tidak melakukan inreyen. Sebab, panas di bagian silinder atau boring tidak merata akibat kenaikan yang terlalu cepat.
"Inreyen itu paling sedikit sampai 250 km, paling lama 500 km. Kalau pengalaman saya seperti itu, karena setiap pabrikan motor besar punya rekomendasi tersendiri," kata Wahyudin.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/16/140100415/mitos-atau-fakta-motor-zaman-sekarang-apakah-masih-harus-inreyen-