JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini sebuah video memperlihatkan puluhan mobil mengalami pecah ban bahkan pelek retak di Jalan Tol Cikampek KM 39 arah Jakarta.
Dalam video tersebut, dikatakan kalau ada hingga 20 kendaraan yang berhenti karena mengalami pecah ban. Hal ini dikarenakan adanya lubang di lajur tol tersebut, ketika mobil menghantam lubang, ban jadi pecah.
On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk. Zulpata Zainal mengatakan, faktor yang paling utama menjadi penyebab ban pecah dan pelek retak saat melewati jalan berlubang, adalah tekanan udara yang kurang dari yang disarankan oleh pabrikan mobil.
“Ban dengan tekanan udara yang kurang saat menghajar lubang akan terjadi istilahnya shock burst, shock cord braking up (CBU). Pelek sudah pasti bisa retak, bahkan bisa terbelah dua dan bannya malah baik-baik saja,” ucap Zulpata kepada Kompas.com, Senin (8/2/2021).
Selain itu, ban juga bisa mengalami bunting samping atau tire bulging saat menumbur lubang dengan tekanan udara di bawah standar. S
aran untuk terhindar dari ban pecah karena lubang hanya dengan mengecek tekanan udara sebelum mengemudi.
“Selain itu, sebisa mungkin untuk menghindari lubangnya,” kata Zulpata.
Ketika ditanya apakah dengan mengurangi kecepatan bisa mengurangi risiko ban pecah dan pelek retak, Zulpata mengatakan malah sebaiknya tidak dilakukan. Pelan atau direm saat masuk lubang malah efeknya bisa lebih parah.
“Kerusakan ban den pelek bisa lebih parah karena tumpuan berat kendaraan jadi ke depan semua,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/08/181202115/kasus-puluhan-mobil-hajar-lubang-di-tol-kenapa-pelek-bisa-pecah