JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam cara mengungkapkan ekspresi dalam sebuah karya seni. Termasuk seni rupa dengan teknik airbrush pada motor custom bergaya cafe racer, seperti yang dilakukan oleh Dad Painting asal Surabaya.
Melalui karya seni rupa tersebut, bermacam-macam ekspresi dapat disampaikan. Bahkan, hingga pesan sosial sekalipun, seperti yang nampak pada bodi motor custom ini.
Didik Suhadi Prasetyo, seniman dari Dad Painting, mengatakan, berasal dari keberagaman yang ada di masyarakat, hidup berdampingan antara suku Jawa dan Tionghoa sudah menjadi keharusan dalam masyarakat.
"Nuansa lokal yang kuat inilah yang membuat Dad Painting terinspirasi untuk mengangkat dan menuangkan tema karya batik dan naga pada Kawasaki Zephyr 400," ujar Didik, dalam keterangan resminya.
Didik menjelaskan, gambar ini juga terinspirasi dari “jarik gendong” yang sangat familiar di kalangan masyarakat, khususnya para ibu.
Konsep “jarik gendong” bergambar naga dan burung phoenix inilah yang lalu dikombinasikan oleh Dad Painting dengan batik nusantara.
"Burung phoenix yang merupakan hewan mitologi menurut kepercayaan orang China, diyakini akan memperbaiki keadaan dan mendamaikan suasana. Sama halnya dengan batik nusantara yang dikenal dunia, menjadi salah satu ciri khas dari bangsa Indonesia," kata Didik.
Misi yang dibawa melalui karya seni ini adalah sebuah pengharapan. Berharap perbedaan yang ada di masyarakat bisa menyatu, tanpa memandang agama, ras, dan golongan tertentu.
Zephyr sendiri memiliki arti angin dari barat. Semoga angin ini membawa pesan kebaikan untuk hidup berdampingan di dalam perbedaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/15/144241815/kawasaki-zephyr-400-cafe-racer-simbol-toleransi-keberagaman