Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Upgrade Aki dan Alternator, Ada Risiko yang Harus Ditanggung

JAKARTA, KOMPAS.com – Modifikasi seperti mengganti lampu atau menambah sistem audio di kabin akan berpengaruh pada beban kelistrikan. Dengan begitu, kapasitas baterai akan menjadi kurang dan tekor.

Beberapa orang memilih untuk mengganti aki dengan ukuran yang lebih besar untuk mengakomodir kelebihan beban dari hasil modifikasi. Lalu apakah mengganti aki saja cukup?

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, memang ada sistem pengisian dari alternator jika aki sudah tekor. Namun tingginya beban kelistrikan tadi menyebabkan alternator bekerja lebih keras lagi.

“Pengisian dari alternator yang bekerja keras terus menerus, akan menyebabkan panas. Saat panas, bisa terjadi tekor atau api, sehingga mobil bisa terbakar,” ucap Suparna kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Alternator sendiri memang berfungsi untuk mengisi aki saat mesin bekerja. Jika aki sudah penuh, alternator akan berhenti bekerja secara otomatis. Ibaratnya alternator sebagai pompa dan aki sebagai ban yang mau diisi udara.

“Misalnya pompa yang kecil tadi mengisi ban untuk truk besar, pasti tekor. Jadi ganti baterai yang besar tidak begitu saja menjadi solusi beban kelistrikan ini,” kata Suparna.

Lalu bagaimana jika turut mengganti alternator, Suparna mengatakan, akan ada masalah lain yang muncul. Alternator yang disambungkan dengan vbelt ke mesin, malah menambah beban untuk mesinnya sendiri.

“Nanti jadi efeknya, mesin jadi lebih lemot, kemudian penggunaan bahan bakarnya jadi boros,” ucapnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/15/124200115/upgrade-aki-dan-alternator-ada-risiko-yang-harus-ditanggung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke