JAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan pemerasan di jalan raya dengan modus sepeda motor berpura-pura tertabrak mobil kembali terjadi dan menjadi sorotan.
Salah satu kasusnya seperti cuplikan video dari dashcam yang diunggah oleh akun @IGNBagus07 dan @warung_jurnalis belum lama ini.
Dari video berdurasi 10 detik yang diambil pada 20 Desember 2020, tampak seorang pengguna sepeda motor berpura-pura tertabrak Kijang Innova dengan menjatuhkan diri.
Padahal, dari rekaman terlihat jelas tidak terjadi kontak antara motor dan mobil yang akan berbelok tersebut.
"Pemotor tidak bertindak sendirian, melainkan ada rekan lain yang menggunakan mobil untuk dijadikan sebagai saksi pembenaran atas tindakan tabrakan antara pemotor dan mobil. Hati-hati modus seperti ini. Pura-pura dengan menjatuhkan diri. Minta uang pengganti. Komplotannya pakai mobil di belakang kita dan siap menjadi saksi," tulis pengunggah.
Oknum-okmum tadi bekerja secara tim dan terstruktur. Mulai dari yang menjadi korban, saksi, dan sebagainya yang bertujuan untuk memojokkan pengendara agar membayarkan sejumlah uang, atau parahnya lagi sampai pembegalan.
"Pola kejahatan seperti itu bukan hal baru, sudah lama dan di beberapa daerah masih sering terjadi sampai saat ini. Bahkan bila berkaca beberapa tahun lalu, pelakunya sampai ada yang nekat melakukan drama benar-benar menabrakkan diri," ucap Jusri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/1/2021).
Menurut Jusri, untuk mengantisipasi modus kejahatan seperti ini, para pengendara mobil harus lebih waspada. Apalagi dalam kondisi saat ini, yang mana adanya desakan ekonomi memungkinkan orang untuk melakukan tindakan apa pun.
Hal paling utama dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan atau preventif. Salah satunya bisa ditempuh dengan memasang dashcam pada mobil yang berguna sebagai alat bukti.
Selain itu, tak kalah penting juga pengendara untuk menerapkan perilaku antisipatif saat mengalami kejadian atau kasus pemerasan tersebut. Kondisi ini harus benar-benar diingat dan dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang lebih merugikan.
"Saat terjadi sesuatu, jangan langsung berhenti dan turun dari mobil, cari lokasi yang ramai, atau lebih baik langsung ke kantor polisi terdekat. Biasanya komplotan seperti ini sudah mengincar targetnya, apakah itu wanita, orang tua, atau pengendara yang sendiri," ucap Jusri.
"Perlu diingat modus kejahatan ini biasa terjadi di area tertentu yang memang dianggap kondusif, seperti jalan yang relatif sepi, terowongan, dan lain-lain. Dashcam itu juga penting agar bila terjadi argumen atau sampai ke ranah hukum bisa dijadikan alat bukti," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/07/090200415/waspada-modus-motor-pura-pura-tertabrak-mobil-kembali-ramai