JAKARTA, KOMPAS.com – Tak hanya di mancanegara, Indonesia belakangan tengah gencar mempromosikan penggunaan mobil listrik. Bahkan sejumlah produsen baterai global sudah bersiap-siap untuk mendirikan pabrik, dalam rangka menyuplai kebutuhan bagi mobil listrik.
Meski begitu sejumlah kalangan menilai, masifnya promosi mobil listrik harus dibarengi dengan beralihnya sumber energi tenaga listrik dari energi fosil ke non-fosil.
Pasalnya, Indonesia bisa dibilang masih menggantungkan sumber tenaga listrik dari energi batubara yang masih menghasilkan polusi udara.
Wilson Maknawi, Wakil Direktur Utama PT Kencana Energi Lestari (KEEN), sebagai salah satu penyedia energi baru terbarukan di Indonesia, mengatakan, mobil listrik harus membawa perubahan ke arah yang lebih bersih.
“Jadi kalau listriknya masih banyak dari fosil, mungkin tidak terlalu banyak pengaruhnya untuk perbaikan lingkungan,” ujar Wilson, dalam webinar (28/12/2020).
“Tapi kalau memang semuanya sudah dari energi terbarukan, jadi betul-betul mobil listrik akan berkontribusi 100 persen untuk perbaikan lingkungan,” katanya.
Menurut Wilson, tren mobil listrik dapat mendorong penggunaan energi baru terbarukan yang bersumber dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tenaga angin (PLTB), ataupun tenaga surya (PLTS).
“Menurut saya, inti dari mobil listrik untuk ramah lingkungan. Kalau untuk ngecas baterai kita harus bakar batubara, itu miss the point,” ucap Wilson.
“Sudah enggak ramah lingkungan lagi, malah mobil ini jadi lebih berdampak negatif pada lingkungan dibandingkan mobil yang pakai bensin,” tuturnya.
Wilson juga mengatakan, Jepang dan beberapa negara Eropa sudah menyiapkan regulasi dalam rangka mengurangi penggunaan batubara untuk memproduksi energi listrik.
"Itu akan sangat berdampak karena semua akan menuju ke sana. Tentunya Indonesia akan menuju ke sana juga untuk mengurangi energi batubara atau energi fosil," kata Wilson.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/29/091200215/energi-terbarukan-didorong-jadi-sumber-tenaga-bagi-mobil-listrik