Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Alasan Bus Lintas Sumatera Kerap Terlihat Kotor

JAKARTA, KOMPAS.com – Bus Sumatera atau yang melewati Lintas Sumatera memiliki keunikannya sendiri. Mulai dari sasisnya yang kebanyakan memakai buatan Eropa, sampai memasang tameng di kaca depannya.

Selain itu, trayek dari pulau Jawa ke Sumatera maupun antar kota antar dalam provinsi (AKDP) di Sumatera memiliki jarak yang jauh dan waktu tempuh yang lama. Sering terlihat bodi bus kotor dipenuhi debu.

Namun tampilan yang kotor pada bus ini juga lebih parah dibanding bus-bus AKAP yang ada di Pulau Jawa. Lalu kenapa tampilan bus-bus yang ada di Sumatera kerap terlihat kumal dan berdebu?

Anggota Forum Bismania Indonesia Asrul Arifin Siregar mengatakan, kotornya bus ini biasanya terjadi karena jarak tempuhnya yang jauh kemudian karena jalan yang rusak.

“Memang beberapa ruas jalan rusak, selebihnya sudah bagus. Biasanya sih yang kotor itu yang panjang tripnya,” ucap Asrul kepada Kompas.com, Senin (28/12/2020).

Jalan provinsi di Sumatera baik Lintas Tengah maupun Timur, terutama di wilayah Sumatra Barat dan Selatan relatif tidak terpelihara dengan baik. Sementara jika lewat Lintas Barat, rawan longsor di kala musim penghujan.

Lintas Timur memang tertolong dengan adanya tol Bakauheni – Palembang, namun setelah Palembang ke Jambi masih melalui jalan provinsi yang memiliki titik-titik rawan kendaraan berat terbalik karena lubang dan aspal mengelupas.

Kemudian Asrul mengatakan, bus yang kotor ini juga kadang dibersihkan saat beristirahat di tempat makan, namun kembali lagi kepada kebiasaan tiap PO bus. Biasanya yang memiliki trayek Jawa – Sumatera yang membersihkan busnya di rumah makan.

“Kalau yang trip atau perjalanan dekat, kadang dibersihkan di rumah makan atau di tempat tujuan,” kata Asrul.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/28/164100115/ini-alasan-bus-lintas-sumatera-kerap-terlihat-kotor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke