JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit pecinta otomotif yang mengisi waktu luangnya dengan bermain video game. Salah satu genre yang kerap dimainkan adalah balap mobil.
Sebagai informasi, genre balap mobil pertama kali muncul sejak tahun 70-an. Hingga saat kini, video game balap mobil sudah memiliki banyak turunan, seperti simulator balap yang popularitasnya melonjak selama masa pandemi Covid-19.
Kendati demikian, Head Trainer P1 Academy Digital Motorsport Indonesia (P1 ADMI) Alvin Bahar mengatakan bahwa simulator balap dan balap mobil di video game tidak bisa disamakan.
“Simulator balap itu mensimulasikan balap mobil di dunia nyata ke dunia virtual. Jadi, seluruh spesifikasi dan software yang digunakan juga sudah mendekati real,” ujar Alvin belum lama ini kepada Kompas.com saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan.
Perangkat tersebut meliputi setir, pedal set, sampai tuas transmisi yang didesain untuk memberikan sensasi berkendara semirip mungkin dengan mengemudikan mobil asli.
“Sedangkan, balap mobil di video game biasanya sudah disederhanakan aspek-aspeknya, sehingga lebih mudah dimengerti oleh orang awam,” ucap Alvin.
Maka tidak heran, jika simulator balap membutukan skill dan teknik yang dimiliki oleh pebalap di dunia nyata.
Seperti contoh saat mengatur akselerasi dan pengereman agar mendapatkan traksi yang maksimal, atau mengemudi sesuai dengan racing line agar bisa melewati tikungan dengan kecepatan tinggi.
“Di video game biasa, karakteristik mobil yang kita kemudikan biasanya sengaja dibuat lebih mudah dikontrol.” ucap pria yang juga merupakan pebalap Honda Racing Indonesia.
Hal itu bertujuan agar pemain tidak mudah stress dalam video game, sehingga dapat dinikmati banyak orang dari segala latar belakang dan level kemampuan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/27/132100015/lebih-mudah-mana-simulator-balap-atau-video-game-balap-