JAKARTA, KOMPAS.com - Saat kita mengganti oli, terkadang tidak semuanya cukup dimasukkan ke tangki dan masih ada sisa beberapa liter. Sisa oli tersebut biasanya disimpan oleh pemilik kendaraan, dengan tujuan bisa digunakan nanti ketika hendak mengganti oli lagi.
Namun, menyimpan sisa oli juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Pasalnya, jika tidak tersimpan dengan baik saat ingin digunakan bisa berakibat fatal ke mesin.
“Seperti contoh, biasanya pemilik mobil membeli 4 liter oli, sedangkan kapasitas oli mesin rata-rata 3,5 liter. Nah, 0,5 liter yang tersisa itu biasanya mereka simpan dengan harapan bisa digunakan di 6 bulan berikutnya. Hal itu sebaiknya tidak dilakukan,” ujar Service Parts Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi dalam sesi virtual, Kamis (17/12/2020).
Anjar melanjutkan, meski setelah dipakai kemasan oli tersebut disimpan dalam kondisi tertutup rapat, tetap akan mengalami proses oksidasi yang pada akhirnya akan mengubah kualitas dan perfoma dari oli itu sendiri.
Oksidasi oli mesin adalah tercampurnya oli mesin dengan oksigen atau udara, udara itu nantinya akan membawa uap air. Nantinya, hal tersebut akan memengaruhi kondisi oli, di mana oksidasi akan mengubah wujudnya menjadi lebih kental bahkan menimbulkan endapan.
"Saat pertama kali beli oli kan ada seal-nya. Itu lah yang menjaga oli dari udara, panas, dan air hujan agar tidak terkontaminasi. Apabila telah dibuka, otomatis akan terjadi perubahan kualitas dan perfoma dari oli mesin itu sendiri,” kata Anjar.
Apabila menemukan kondisi di atas, ada baiknya tidak memasukkannya ke dalam mesin. Sebab, bisa berakibat fatal dan merusak komponen lainnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/18/160100615/punya-sisa-oli-bekas-pakai-apakah-bisa-digunakan-lagi-