JAKARTA, KOMPAS.com – Jalur Sitinjau Lauik di Sumatera Barat yang penuh dengan tikungan tajam serta menanjak merupakan jalur yang berbahaya. Selain itu, jalur ini juga dipenuhi oleh berbagai kendaraan dengan dimensi yang besar sepert truk dan bus.
Untuk melalui tanjakan yang ada di Sitinjau Lauik, kendaraan yang panjang dan besar harus mengambil radius yang lebih lebar, sehingga memakan jalur lawan arah. Teknik ini juga dinamakan dengan out-in-out.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, untuk lebar jalan di tanjakan tersebut memang sudah besar, namun karena diokupansi oleh truk yang panjang, jadi mengerikan sekali.
“Kendaraan kecil yang ikut menanjak harus mengikuti cara truk tersebut bermanuver, memakai out-in-out. Karena kalau tetap di jalurnya, bisa-bisa bertubrukan dengan truk yang naik,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Rabu (9/12/2020).
Untuk solusi agar lebih aman di tanjakan tersebut harus ada petugas yang mengatur (checker) yang merupakan dari Kepolisian. Namun sebenarnya ada solusi lain untuk membuat tanjakan di Sitinjau Lauik lebih aman.
“Kalau di luar negeri, biasanya disikapi dengan perubahan infrastruktur jalan. Dibuat jalan dengan sudut-sudut landai, sehingga tidak terjadi hal-hal sedemikian rupa. Jadi jalannya dibuat dengan belokan yang tidak patah,” kata Jusri.
Sependapat dengan Jusri, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan mengatakan, perlu adanya audit keselamatan jalan oleh pemangku kepentingan atau pembina jalan di sana.
“Sudah berulang kali terjadi kecelakaan di tanjakan Sitinjau Lauik yang menunjukkan ada masalah dengan desain geometriknya,” ucap Ahmad kepada Kompas.com.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/11/170200315/tanjakan-sitinjau-lauik-tak-aman-untuk-kendaraan-besar