JAKARTA, KOMPAS.com – Penyelenggaraan ajang Shell Eco-Marathon (SEM) saat ini telah memasuki usia ke 10 tahun. Partisipasi mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia sebelumnya telah dilakukan sejak 2010.
Dian Andyasuri, President Director & Country Chair Shell Indonesia, mengatakan, kompetisi SEM menjadi ajang para generasi muda untuk bereksperimen secara cerdas dan kreatif dalam mencari solusi atas tantangan efisiensi bahan bakar saat ini dan di masa depan.
“Dalam perjalanan 10 tahun partisipasi Indonesia di SEM, kita patut bangga dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat yaitu sebanyak lebih dari 200 persen dan jumlah partisipasi kampus yang hanya empat di tahun 2010 menjadi lebih dari 25 institusi pendidikan pada 2020,” ucap Dian, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com (10/12/2020).
“SEM juga telah menjadi wadah bagi mahasiswa lintas ilmu seperti teknik, bisnis, manajemen dan bidang studi lainnya untuk bisa berkolaborasi mewujudkan inovasi,” katanya.
Partisipasi mahasiswa dari berbagai universitas di penjuru Indonesia telah menghadirkan sederet kendaraan hemat energi hasil inovasi mereka yang mengedepankan efisiensi energi.
Berawal dari 9 team yang berpartisipasi dalam kategori internal combustion (mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar bensin, diesel, ethanol dan gas alam terkompresi).
Pada tahun 2020 ini bertumbuh menjadi 16 team untuk kategori internal combustion dan 15 team dengan kategori mobil listrik dan hydrogen fuel cell.
Indonesia juga berhasil memukau khalayak dunia di ajang Drivers’ World Championship (DWC) sebagai perwakilan regional Asia.
Peluncuran Buku
Merayakan semangat dan prestasi para inovator muda Indonesia tersebut, Shell Indonesia meluncurkan buku bertajuk “Shell Eco-Marathon Stories: A Quest of Contribution on Developing Indonesia Innovative Talents”.
Buku ini merangkum setiap jejak langkah dan perjuangan mereka dalam ajang Shell Eco-marathon, yang diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan pemicu semangat generasi muda Indonesia lainnya untuk semakin berani dan pantang menyerah dalam mengembangkan inovasi mereka.
Sebagai puncak dari peluncuran buku ini, Shell Indonesia juga menyelenggarakan webinar dengan tema “Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan untuk Transisi Energi: Mendorong Solusi Energi yang Lebih Bersih Melalui Kendaraan Hemat Energi”.
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang menjadi salah satu pembicara dalam webinar mengatakan, generasi muda dapat berkontribusi banyak dalam isu efisiensi.
Menurutnya, generasi muda menjadi aktor utama dalam mencapai target penurunan efisiensi energi sebesar 1 persen per tahun, bauran EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025, dan penurunan emisi CO2 sebesar 198 juta ton CO2 pada sektor energi di tahun 2025.
“Partisipasi dan prestasi mahasiswa Indonesia di ajang Shell Eco-Marathon perlu diapresiasi dan didukung untuk mempersiapkan para generasi muda yang tanggap terhadap tantangan energi di masa mendatang," ujar Dadan.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mochammad Ashari, menyatakan bahwa pihak universitas senantiasa menyambut dan mendukung program Shell Eco-Marathon karena misinya sejalan dengan misi perguruan tinggi.
"Tugas utama sebuah perguruan tinggi adalah menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas untuk bisa berkontribusi secara aktif bagi bangsa serta negara,” kata Ashari.
“Lewat Shell Eco-Marathon, kita dapat menghasilkan generasi yang kreatif, inovatif, dan berkarakter sebagai calon pemimpin di masa mendatang," tuturnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/10/173835215/merayakan-10-tahun-kompetisi-shell-eco-marathon