JAKARTA, KOMPAS.com - Mencampur udara biasa dengan nitrogen pada ban kendaraan bermotor masih jadi polemik tersendiri sehingga tak sedikit yang membuat pemilik atau pengendara mobil bingung.
Ada yang beranggapan, prilaku ini bisa berdampak buruk pada kinerja ban khususnya dalam jangka panjang. Tapi ada pula yang menilainya biasa saja.
Lantas, anggapan mana yang benar? Dijelaskan On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal, ternyata tidak ada yang perlu dikhawatirkan mencampur udara biasa dengan nitrogen.
“Tidak masalah dicampur, boleh saja. Karena intinya sama-sama untuk tekanan udara. Efek buruknya saat dicampur hanya kandungan nitrogen murninya akan berkurang, itu saja tidak sampai merusak,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Ia mengatakan bahwa udara bebas yang ada di sekeliling kita dan kita hirup hampir 90 persen adalah nitrogen. Tapi bila ditanya soal kualitas, nitrogen memang lebih baik dibandingkan udara biasa.
Salah satunya, kestabilan suhu udara saat berkendara perjalanan jarak jauh yang lebih baik daripada udara biasa. Lalu, nitrogen juga membuat udara dalam ban lebih tahan lama.
“Peningkatan suhu pada nitrogen lebih lambat dari udara biasa, jadi tidak cepat panas saat melakukan perjalanan jauh," ucap Zulpata.
"Selain itu, bila mobil disimpan terlalu lama, kandungan udara pada ban yang menggunakan nitrogen akan lebih sedikit berkurangnya dibandingkan mengisi ban dengan udara biasa,” lanjut dia.
Lebih lanjut, Zulpata menjelaskan bila nitrogen memiliki butiran udara yang lebih besar dari udara biasa. Sebab itu, pengurangan melalui permukaan karet akan lebih sulit dibandingkan udara biasa, yang membuat tekanan udara pada roda lebih stabil.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/06/160100415/bolehkah-mencampur-udara-pada-ban-dengan-nitrogen-