JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum lama ini merilis layanan Teman Bus. Sebuah implementasi program buy the service angkutan umum di kawasan perkotaan berbasis jalan.
Secara teknologi, program berbasis non tunai ini lebih andal untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, serta kenyamanan mobilisasi masyarakat.
Untuk diketahui, saat ini layanan bus bersubsidi ini sudah tersedia di 5 kota, mulai Palembang, Solo, Bali, Medan, dan Yogyakarta.
Kemenhub mencatat sampai dengan 2 Desember 2020, jumlah pengguna Teman Bus sudah mencapai 1,55 juta penumpang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, sejumlah strategi diterapkan pihaknya untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan layanan Teman Bus.
Pertama, sosialisasi jadi aspek penting untuk menginformasikan kehadiran Teman Bus pada masyarakat setempat.
Kedua, berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar operasional berjalan baik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
“Armada tidak hanya harus laik jalan, tapi juga memiliki desain yang menarik. Sehingga busnya harus dibuat keren-keren,” ujar Budi, dalam webinar (4/12/2020).
Budi juga mengatakan, memberikan pelayanan yang prima juga menjadi kewajiban. Seperti memperhatikan ketepatan waktu operasional dan menjaga kebersihan armada.
Termasuk juga, mengintegrasikan layanan Teman Bus dengan fasilitas publik untuk menunjang aktivitas pengguna agar lebih efisien.
“Kalau itu semua dilakukan, seperti tepat waktu dan bersih, pasti diminati,” ucap Budi.
“Apalagi kalau kita operasikan bus ini, yang jadi kekuatannya point to point atau dari satu tempat ke satu tempat. Ini kalau kita kerjakan dengan baik, masyarakat pasti mau,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/04/184510015/strategi-kemenhub-agar-masyarakat-tertarik-naik-teman-bus