JAKARTA, KOMPAS.com - Mendorong sepeda motor merupakan suatu cara yang kerap dilakukan pengguna motor kala mogok di jalan, entah masalah teknis atau kehabisan bahan bakar minyak (BBM).
Beragam metode dorong yang bisa dilakukan mulai dari menuntun motor, ditarik menggunakan tambang, sampai pakai kaki dari motor lainnya atau biasa dikenal stut.
Namun ada mitos yang beredar bahwa mendorong sepeda motor matik saat sedang mogok bisa merusak gardan dan sistem penggeraknya (CVT). Benarkah demikian?
Technical Service Divison PT Astra Honda Motor (AHM) Endro Sutarno mengatakan, hal tersebut adalah mitos. Kondisi mesin yang sudah mati membuat sistem penggerak tidak lagi terkoneksi dengan mesin, artinya mesin aman untuk di dorong.
“Kondisi motor yang mogok (mesin mati) tidak jadi masalah bila didorong, sah-sah saja. Saat mesin sudah mati otomatis koneksi dengan roda sudah tidak ada lagi,” ujar Endro saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Menurut dia, komponen yang berkerja saat motor matik tidak aktif hanya transmisi sampai as roda belakang, tidak berpengaruh ke mesin atau CVT-nya.
Begitu pula dengan gardan belakang, tidak ada masalah serius saat didorong dalam kondisi mesin mati. Berbeda cerita jika transmisi dan gardan belum dilumasi oli.
“Transmisi dan gardan termasuk as roda sudah ada pelumas tidak usah khawatir rusak saat didorong ketika mesin mogok. Bukan berarti mentang-mentang matik tidak boleh didorong, ini beda dengan mobil matik yang memang tidak boleh sembarang di derek atau dorong,” kata Endro.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/24/164200115/motor-matik-mogok-tidak-boleh-didorong-mitos-atau-fakta-