JAKARTA, KOMPAS.com - Musim depan, Mandalika Racing Team Indonesia (MRTI) berencana ikut MotoGP dengan bekerja sama atau mengakuisisi tim yang sudah ada. Tak sedikit yang bertanya-tanya porsi orang Indonesia dalam tim tersebut nantinya.
Febby Sagita, Direktur Operasional MRTI, mengatakan, sebenarnya siapa nanti pemilik timnya, dia yang berhak menentukan. Kalau memang tim itu belum ada pebalap atau belum ada pebalap yang terkontrak sebelumnya.
"Kembali lagi, kan kontraknya antara pebalap dengan tim. Kalau kontraknya tidak carry forward, dalam artian karena perubahan manajemen dan tim, bisa saja pebalapnya tidak kita pakai. Tapi, kalau ada kesepakatan antara pebalap dengan timnya, dari tahun ini ke tahun depan, maka kita harus hargai kontrak itu," ujar Febby, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Febby mengatakan, kalau dengan semangat nasionalis, MRTI ingin keduanya pebalap Indonesia. Tapi menurut, kalau tim tersebut mau maju, tidak bisa begitu. Harus cari juga satu orang dengan pengalaman yang banyak.
"Sebenarnya, setiap tim juga melakukan itu. Mereka tidak ingin kedua pebalapnya sama-sama kurang pengalaman. Sebab, nanti bisa memberikan pandangan buruk juga pada tim seandainya kedua pebalapnya finis di posisi buncit terus. Tim itu kan juga berjalan seprofesional mungkin," kata Febby.
Menurut Febby, kalau kepala mekanik, mau tidak mau harus pakai orang luar. Sebab, memang mereka yang punya banyak pengalaman.
"Kita mengerti maunya rakyat Indonesia seperti apa. Di satu siai ada nasionalitas yang perlu dijaga, tapi di sisi lain kan ada commercial balancing antara tim dan sponsor," ujar Febby.
Febby mengatakan, MRTI menginginkan adanya regenerasi, bukan hanya ada tahun depan terus menghilang.
"Kita tidak mau begitu, kita ingin paket kompletnya di mana ini kalau bisa ketika kita tidak ada di dunia ini pun, timnya akan tetap ada. Itu yang kita harapkan sebenarnya," kata Febby.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/08/170100515/mandalika-racing-team-indonesia-tetap-akan-kontrak-pebalap-asing