JAKARTA, KOMPAS.com – Pada hari ketiga unjuk rasa (8/10/2020), elemen buruh bersama mahasiswa memusatkan aksi di sekitar Istana Negara untuk menolak Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
Para pengemudi mobil dan pengendara motor harus menyikapi dengan baik aksi unjuk rasa yang terjadi di Jakarta.
Sebab lokasi demonstrasi yang berada di jalan raya kerap kali anarkis dan berakibat buruk kepada pengguna jalan.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan, pengemudi harus selalu waspada memperhatikan situasi di jalan.
“Yang bisa kita lakukan itu ada dua, yaitu langkah preventif dan antisipatif,” ucap Jusri, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Jusri menjelaskan, langkah preventif bisa dilakukan dengan sejumlah cara. Salah satunya dengan mengikuti perkembangan kabar soal aksi unjuk rasa dari berbagai media.
“Kita bisa memantau situasi dari TV, radio, media cetak dan elektronik. Dengan begitu kita bisa menghindari lokasi-lokasi unjuk rasa,” tuturnya.
“Kalau kita terpaksa harus meeting, mungkin bisa dilakukan secara teleconference kan sekarang sudah banyak teknologinya. Itu juga salah satu langkah preventif yang bisa dilakukan,” kata Jusri.
Sementara itu, langkah antisipatif yang bisa dilakukan saat berkendara misalnya dengan menghindari lokasi unjuk rasa dan mencari jalan lain, agar terhindar dari kerumunan massa.
“Tapi kalau sudah terjebak, jangan lakukan hal yang bisa memancing massa. Misalnya memencet klakson, menggunakan perhiasan atau aksesoris mencolok. Tetap tenang dan selalu siap dengan segala kondisi,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/08/144100415/ada-demonstrasi-begini-berkendara-aman-melewati-aksi-unjuk-rasa