JAKARTA, KOMPAS.com - Selesai dengan urusan performa, giliran membahas masalah efesiensi bahan bakar Nissan Kicks e-Power setelah redaksi geber melintasi medan curam menuju Geopark Ciletuh, Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Seperti diketahui, sebagai mobil hybrid Kicks e-Power juga masih dibekali dengan mesin bensin 3 silinder berkapasitas 1.200 cc. Bedanya, mesin tersebut tak terkoneksi ke drivetrain, tapi hanya berfungsi sebagai genset.
Artinya, tenaga dari mesin konvensional itu hanya digunakan untuk menyuplai daya listrik ke baterai lithium-ion. Sementara roda-roda sepenuhnya benar-benar digerakkan oleh motor listrik.
Dengan demikian, sensasi berkendara yang dihadirkan Kicks e-Power pun benar-benar layakanya mobil listrik murni. Apalagi ditambah torsi buas sebesar 260 Nm yang membuat respon kendaraan benar-benar agresif, dan kesenyapan kabin yang sangat baik.
Seperti dibahas sebelumnya, masalah performa dan handling, kami acung jempol untuk Kicks e-Power. Tenaganya sangat terasa dari putaran bawah, bahkan ketika diajakan melintasi rute tanjakan curam dan berkelok, seakan tak ada masalah berarti bagi Kicks e-Power.
Demikian juga untuk urusan handling, kemudi yang mudah dikendalikan serta kestabilan mobil saat bermanuver di sepanjang jalur Cikidang hingga Loji benar-benar memberikan efek fun to drive. Tentu hal ini pun dipengaruhi dari set suspensi yang baik, meski memang agak sedikit keras ketika berjalan lambat.
Nah, untuk masalah efisiensi bahan bakar, pengujian kami lakukan berdasarkan Multi Information Display (MID) yang tentu sejak awal perjalanan sudah kami reset lebih dulu setelah bahan bakar terisi penuh.
Total perjalan kami dari Jakarta-Ciletuh-Jakarta, berdasarakan odometer yang dimiliki compact SUV dengan banderol Rp 449 juta tersebut mencapai 385,8 km. Sementara untuk waktu tempuh, saat berangkat kurang lebih sekitar 3 jam.
Sedangkan ketika balik menuju Jakarta, kami harus menghabiskan waktu 6 jam lebih akibat terjebak kemacetan parah bubaran buruh pabrik. Meski sempat tak bergerak selama 2 jam, tapi kondisi mobil benar-benar kami biarkan hidup, begitu juga dengan sistem pendingin udara.
Mode berkendara selama perjalan bervariasi, antara normal dan smart. Sementara gaya berkendara, kami lakukan layaknya sehari-hari, mulai dari santai sampai sangat agresif ketika di jalan tol dan saat menyalip beberapa kendaraan di rute berliku Cikidang.
Dari hasil tersebut, berdasarkan angka MID, rata-rata konsumsi bahan bakar yang kami habiskan mencapai 16,0 kpl. Artinya satu liter bensin yang diolah menjadi daya untuk motor listiknya, bisa membawa Kicks e-Power menempuh 16 km.
Untuk seukuran mobil hybrid, mungkin ada yang berpendapat tidak terlalu irit, tapi bila melihat dari medan perjalanan yang kami tempuh serta bagaimana effort-nya untuk mencapai lokasi, kami rasa angka tersebut masih cukup baik.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/23/130100515/agresif-di-rute-ekstrem-ciletuh-seberapa-irit-nissan-kicks-e-power-