TOKYO, KOMPAS.com - Mitsubishi Motors berencana untuk menghentikan produksi mobil listrik massal pertamanya di dunia dalam waktu dekat, i-MiEV (Mitsubishi Innovative Electric Vehicle).
Berdasarkan laporan Assia Nikkei, Senin (21/9/2020), langkah strategis ini dilakukan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan penjualan yang kerap mengalami perlambatan sejak debutnya pada 2009.
Perseroan mencatat, dalam kurun waktu tersebut angka penjualan i-MiEV hanya mencapai 32 ribu unit saja di seluruh dunia. Di samping itu, kondisi perekonomian juga sedang mengalami gejolak akibat pandemi Covid-19.
"Kami tidak memiliki cukup uang dan personel untuk terus berinvestasi dalam pengembangan EV," kata seorang eksekutif Mitsubishi Motors.
Adapun dalam waktu 11 tahun mengaspal, mobil perkotaan dengan dimensi panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.600 mm ini telah dipasarkan ke sekitar 50 negara termasuk Jepang dan Eropa.
Namun Mitsubishi tidak memberikan satu pun inovasi baru pada i-MiEV. Perseroan lebih condong untuk menyosialisasikan model Outlander PHEV terkhusus di pasar ASEAN.
Kemudian, Mitsubishi juga akan melakukan kerjasama bersama aliansinya, Nissan untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan kembar baru pada 2023 seperti Xpander-Livina, sehingga meninggalkan model i-MiEV.
Kendati demikian, belum ada pernyataan resmi dari direksi Mitsubishi Motors akan keputusan mengejutkan ini.
Untuk diketahui, Mitsubishi i-MieV dilengkapi dengan motor listrik 47 kW yang setara dengan 63 hp dan torsi 180 Nm. Memiliki baterai berkapasitas 16 kWH, mobil mampu menjelajah sejauh 160 km dengan satu kali pengisian penuh.
Di Indonesia, i-MiEV beberapa kali ditampilkan dalam kegiatan CSR maupun pameran sebagai tanda bahwa produsen sudah siap untuk menyambut era elektrifikasi. Bahkan, sesekali mobil ini didonasikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/21/140100115/gagal-laku-mitsubishi-niat-suntik-mati-mobil-listrik-i-miev