JAKARTA, KOMPAS.com - Pada balapan MotoGP, setiap pebalap diharuskan untuk tetap berada di trek. Tujuannya adalah tidak ada pebalap yang keluar trek dan mendapat keuntungan dari segi catatan waktu atau posisi dalam balapan.
Saat gelaran MotoGP Emilia Romagna, Minggu (20/9/2020), Fabio Quartararo kehilangan satu posisi karena motornya keluar dari trek. Aturan ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejak musim lalu.
Di era sebelumnya, batas lintasan ditentukan oleh tembok atau penghalang. Artinya, pebalap tidak memiliki margin untuk kesalahan. Saat sirkuit menjadi lebih aman dan area run-off dibuat, kerb dipasang untuk menandai batas lintasan.
Dikutip dari MotoGP.com, kerb tersebut juga dimaksudkan untuk merugikan pebalap saat melintasinya, karena permukaannya tidak rata. Namun, seiring berjalannya waktu, mesin berkembang dan meningkat, yang berarti motor tidak lagi kehilangan traksi di trotoar
(kerb).
Akhirnya, untuk memperbaiki rumput alami tetapi tanpa memberikan daya cengkeram yang baik, dipasang rumput buatan di bagian luar kerb.
Namun, hal ini ternyata berbahaya setelah hujan. Sebab, rumput buatan ini tidak akan mengering secepat lintasan dan menyebabkan kecelakaan.
Melebihi track limit berarti kedua ban di luar lintasan pada saat yang bersamaan. Jika suatu pelanggaran terjadi kapan saja selain selama balapan, seperti latihan atau kualifikasi, hal itu mengakibatkan pembatalan waktu atau pembatalan lap.
Beberapa kesalahan diperbolehkan jika kerugian atau keuntungan tidak dapat ditentukan, tetapi terlalu banyak insiden dianggap sebagai keuntungan. Sebab, pebalap tidak menggunakan lintasan yang sama dengan para rivalnya.
Saat balapan di MotoGP Aragon 2019, telah diputuskan untuk memperbarui protokol untuk pelanggaran batas lintasan yang terjadi pada lap terakhir.
Mulai saat ini, pelanggaran di lap terakhir yang memengaruhi hasil balapan harus menunjukkan bahwa pebalap tersebut dirugikan karena melampaui batas lintasan. Jika pihak FIM MotoGP menganggap tidak ada kerugian yang jelas, pebalap akan dikenai sanksi dengan perubahan posisi atau penalti waktu.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap pebalap yang melebihi batas lintasan pada lap terakhir harus berada dalam posisi yang lebih buruk daripada pebalap yang bersaing langsung untuk mendapatkan posisi finis.
"Keputusan mengenai batas lintasan sepenuhnya merupakan tanggung jawab FIM MotoGP Stewards Panel dan bersifat final, dengan pelanggaran yang dikonfirmasi melalui video. Tidak ada kemungkinan protes atau banding," tulis aturan tersebut.
Dalam kasus Quartararo, dirinya mengamuk kesal karena mengaku tak mendapat peringatan setelah tiga kali keluar dari track limit. Sehingga, saat kedapatan keluar lagi dari track limit untuk yang kelima kalinya di lap terakhir, dia langsung diganjar Long Lap Penalty.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/21/111809215/mengenal-aturan-track-limit-yang-bikin-quartararo-ngamuk-gagal-podium