JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini aksesori yang dapat menempatkan telepon genggam di atas permukaan kaca, dimanfaatkan banyak pengemudi ojek online untuk memudahkan membaca penunjuk arah atau oleh mereka yang kerap melakukan turing.
Sayangnya, kebiasaan baru ini juga dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab untuk berbuat kejahatan.
Melihat dari sisi keselamatan berkendara, kebutuhan penggunaan telepon genggam sudah semakin marak terlebih saat ini produsen melengkapi dengan pengisi daya di sepeda motor.
Training Director Safety Defensive Consultant, Sony Susmana, mengingatkan kejahatan dapat terjadi karena ada kesempatan.
Untuk para pengguna sepeda motor sebaiknya tidak memperlihatkan barang-barang berharga secara terbuka yang membuat orang lain memiliki kesempatan melakukan kejahatan.
“Saat ini memang yang perlu diubah itu kebiasan dan kesadaran. Ini termasuk penggunaan telepon genggam. Baiknya dimasukkan ke dalam jaket atau kantong celana,” ujar Sony belum lama ini kepada Kompas.com.
Sony mengingatkan tentang kasus penggunaan GPS di telepon genggam beberapa waktu lalu. Bila pengemudi paham mengenai bahaya berkendara dengan telepon genggam sudah pasti akan menggunakan dengan cara yang tepat dan aman.
Sony menyarankan bila kebutuhan untuk petunjuk arah, lakukan obsrvasi di rute telepon genggam saat kendaraan berhenti atau sebelum berjalan ke tujuan.
Setelah itu simpan di saku jaket, tas pinggang, tas selempang atau tempat lain untuk menghindari korban kejahatan.
“Untuk ojek online saat sudah ada order misalnya, tidak dipajang di speedometer. Lihat dulu ke mana ordernya atau titik jemput, jangan mencari-cari dengan membaca GPS,” kata Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/18/184100515/hilangkan-kebiasaan-taruh-telepon-genggam-di-speedometer-motor