JAKARTA, KOMPAS.com - New old stock (NOS) merupakan sebutan untuk barang baru buatan lama. Istilah ini juga dipakai di dunia otomotif untuk mengategorikan kondisi suatu barang.
Di Indonesia, ada beberapa sepeda motor yang bisa disebut NOS, salah satunya Vespa VBB tahun 1962 yang pernah dipunyai oleh Andy Wardhana, tetapi kini sudah pindah tangan ke kolektor lain.
Andy yang juga punya koleksi Vespa Bacchetta 1949 tersebut mengatakan, memiliki motor NOS bisa jadi barang investasi. Makin lama usianya, harganya bakal makin mahal.
"Bisa jadi investasi. Karena supply barangnya sudah tidak ada. Makin lama makin langka, apalagi kondisi seperti itu (NOS). Otomatis harga pasti naik," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Dengan demikian, menurut Andy, tak heran jika ada motor NOS sampai terjual ratusan juta rupiah. Meski dia sendiri enggan menyebut harga Vespa VBB 62 yang belum lama ini dia jual.
"Apalagi kalau (kelasnya) kolektor. Kolektor itu soal harga nomor dua. Barang yang benar-benar original, utuh, apalagi NOS, kolektor pasti mau," katanya.
Andy menyebut mahal karena tidak ada patokan soal harga. Sang penjual bisa sesuka hati memasang angka, jadi tinggal kesanggupan kantong calon pemilik baru saja.
"Gelap, yang jual menentukan harga, yang beli tergantung mau apa tidak. Kebanyakan kalau barang seperti ini milik kolektor, dan yang jual biasanya sebetulnya tidak butuh-butuh uang juga," katanya.
Sentimentil
Ravindra Trimahardika, pencinta dan penggiat Vespa pemilik kanal Youtube Ravespa ScooVlog, mengatakan, selain kondisi barang yang seperti keluar pabrik, motor NOS mahal karena merawatnya sulit.
"Menahan diri untuk tidak menggunakan motor selama puluhan tahun itu tidak mudah, sehingga membuat Vespa NOS harganya begitu mahal. Di samping itu, perawatan Vespa juga tidak mudah, apalagi yang tahun produksi tua," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/15/132100515/motor-nos-investasi-pencinta-roda-dua