JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini tak sedikit pengendara mobil dan sepeda motor yang kurang paham pentingnya menjaga jarak aman. Padahal, dengan menjaga jarak kendaraan wajib dilakukan untuk menghindari insiden yang tak diinginkan.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting mengatakan, menjaga jarak aman tak hanya untuk memberikan ruang agar bisa melakukan manuver saat terjadi hal yang mendesak, tapi juga krusial untuk pengereman.
"Dari pengalaman, masih banyak orang tahu dan bisa berkendara, tapi tak mengerti. Jadi ada perbedaan besar antara tahu dan mengerti, bisa tekan pedal gas melajukan kendaraan sekencang-kencangnya, tapi tak mengerti kemampuan rem kendaraannya sampai mana," ucap Jusri kepada Kompas.com Minggu (6/9/2020).
Perihal kecepatan berkendara dengan jarak pengereman menurut Jusri adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Karena itu, dia menyarankan pengguna mobil dan motor untuk bisa mengerti dulu soal ilmu dasar pengereman.
Banyak kejadian kecelakaan tak hanya dikarenakan pengendara yang gagal menguasai kendaraan, tapi juga tak memperhitungan momentum soal jarak pengereman.
Padahal daya pengereman sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting di luar dari teknis jenis rem apa yang digunakan.
"Ini sebenarnya dasar, tapi kerap diabaikan. Hukum fisikanya, semakin kencang atau cepat kendaraan dipacu, otomatis semakin jauh jarak pengeremannya. Ada lagi, semakin berat kendaraan juga semakin jauh pengereman, begitu juga soal jalan yang licin mempengaruhi daya pengereman dibandingkan kondisi biasa," ucap Jusri.
Jusri menjelaskan banyak kejadian pengendara yang tak menyadari akan itu semua, sehingga lalai dalam memperhitungan mengenai kemampuan rem kendaraannya lantaran tak memperhatikan faktor tambahan yang membuat jarak pengereman menjadi lebih jauh.
Kondisi tersebut tentu akan makin parah bila ternyata tak diikuti dengan kebiasaan berkendara dengan menjaga jarak aman. Ketika ada sebuah kejadian, otomatis akan sangat sulit untuk menghindar karena keterbatasan ruang.
Jarak pengereman juga ditentukan oleh waktu reaksi yang terdiri dari dua jenis, yakni reaksi manusia 1 detik dan 0,5 detik untuk mekanik atau dari sistem pengeremannya. Dalam dunia safety, menurut Jusri menjadi 2 detik.
"Jadi selain dari faktor kecepatan, harap diperhatikan juga kondisi ekternal dan internalnya. Mulai dari kondisi mobil, permukaan jalan, cuaca, bobot dari kendaraan sampai dengan lokasi pengereman," ujar Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/08/094200215/cara-hindari-celaka-jangan-sepelekan-jarak-pengereman