JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun yang melibatkan sebuah truk, Toyota Alphard, dan Daihatsu Xenia terjadi di Tol Lingkar Luar Jakarta. Tepatnya di daerah Cakung, Jakarta Timur pada Minggu (6/9/2020) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Kejadian bermula saat truk terguling di lajur 3 Km 51.800, selang beberapa kemudian ada saksi yang mencoba mengamankan TKP.
Namun dari arah belakang, muncul Alphard yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menghantam truk yang sudah terguling tersebut. Lalu di belakangnya, ada Xenia yang hampir juga menabrak
Dari kejadian tersebut, Dirlantas Polda Metro Jawa Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, pengendara Alphard mengantuk dan tak bisa mengendalikan kendaraan sehingga menabrak truk.
Dampaknya, satu korban terluka yakni seorang wanita (22) yang tertabrak Xenia. Dari video yang beredar, memang terlihat ada seorang yang tertabrak dan mental hingga ke kolong Alphard
"Korban luka di bawa ke RS Pondok Kopi Jakarta Timur," ucap Sambodo, Minggu (6/9/2020).
Pelajaran
Berkaca dari insiden tersebut, pendiri sekaligus instrktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, penting memilih jam berkendara saat akan melakukan perjalan, apalagi bila tujuannya keluar kota.
"Kejadian itu dini hari, di mana seharusnya badan manusia dari jam biologis itu beristirahat atau tidur, jadi bukan untuk berkendara. Itu pentingnya manajemen waktu, dan kalau mau dilihat garis besarnya, potensi kecelakaan itu sangat tinggi di malam hari apalagi di jalan tol," kata Jusri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/9/2020).
Menurut Jusri, kejadian tersebut sangat umum, dimana pengendara mengantuk dan tak bisa mengontrol kendaraan. Apalagi ditambah dengan waktu dan kondisi yang gelap sehingga membuat visibilitas juga makin menipis.
Untuk masalah mengantuk, menurut Jusri tidak ada obatnya selain tidur atau beristirahat. Selain itu, sampai dengan saat ini masih sangat banyak masyarakat beranggapan berkendara di malam hari lebih aman, padahal dalam kenyataannya sangat terbalik.
"Reaksi tubuh pada jam biologis itu sudah pasti melambat, jangankan merespon, melihat saja sudah sulit, kemampuan kognitif akan sangat menurun. Apalagi konteksnya dalam kecepatan tinggi, kadang-kadang mereka berkendara tanpa sadar bahaya di depanya sendiri," ucap Jusri.
"Ada tiga poin yang bisa diambil, pertama masalah jam berkendaran, aspek kewaspadaan saat berkendara, selain itu juga masalah pentingnya jaga jarak. Ketiganya ini sering sekali diabaikan pengendara," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/06/170100815/alphard-tabrak-truk-contoh-bahaya-berkendara-di-jam-istirahat-tubuh