JAKARTA, KOMPAS.com - Menambahan jajaran produk mobil tiga baris yang bisa menampung 7 penumpang, Mitsubishi Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) resmi merilis Xpander Cross akhir 2019 lalu.
Xpander Cross datang menjadi varian tertinggi di keluarga Xpander yang sekaligus menjadi "peluru" bagi Mitsubishi untuk mencoba mengeruk segmen pasar lebih luas. Apalagi dengan modal tampilan yang lebih segar dan terlihat lebih kokoh.
Namun, karena masalah desain dan tongkrong tampilannya, tak sedikit orang yang sampai saat ini mempertanyakan statusnya. Apakah Xpander Cross masuk ke segmen low multi purpose vehicle (LMPV) atau low sport utility vehicle (LSUV) ?
Menjawab hal ini, sebelumnya redaksi Kompas.com yang sempat menjajal langsung Xpander Cross di Jepang pada 2019 lalu, sudah mendapatkan penjelasan dari Minoru Uehara, Chief Product Specialist B & C Segment, Product Strategy Division Mitsubisi Motors Corporation (MMC).
Menurut Uehara, Xpander Cross lahir dari hasil survei keluarga muda di Indonesia yang mendambakan Xpander tak hanya sebagi mobil keluarga, tapi juga bisa diandalkan ketika diajak berpetualang keluar kota.
Dengan latar belakang tersebut, Mitsubishi mencoba meningkatkan penampilan Xpander, tapi tetap mempertahankan konsep 7 penumpang. Visualnya pun dibuat lebih macho dengan beberapa sentuhan dan pengembangan yang semuanya benar-benar baru.
"Jadi kalau mau bawa barang banyak (untuk berpetualang) konfigurasi pelipatan jok baris ketiga dan kedua bisa diatur, seperti Xpander. Kami pastikan Xpander Cross punya level kenyamanan terbaik dibandingkan rival, baik di segmen small MPV (LMPV) maupun small SUV (LSUV)," ucap Uehara.
Selesai dengan penjelasan tersebut, giliran bahas soal desain. Seperti diungkapkan, walau konstruksi desain bisa dibilang 11-12, tapi Xpander Cross punya aura yang lebih tegas dari konsep dynamic shield-nya.
Bahkan dari segi dimensi keseluruhan pun berbeda. Xpander Cross lebih panjang 22 mm (4.500 mm), lebih lebar 50 mm (1.800 mm), dan lebih tinggi 50 mm (1.750 mm) bila disandingkan dengan Xpander biasa.
Desain gril depan dibuat lebih tebal dengan sedikit aksen berlubang. Kelirnya pun tak lagi dihiasi dengan lapisan krom mengkilat, namun berwara abu-abu agar nuansanya lebih dapat.
Untuk sistem penerangan sedikit mirip dengan Xpander. Mulai dari LED DRL pipih yang diletakan pada bagian atas, sampai penempatan lampu utama dan fog lamp LED yang ditambah alur bingkai beserta sentuhan krom.
Tak sampai disitu, guna mendongkrak aura crossover, Mitsubishi memberikan beberapa sentuhan berbeda dari Xpander biasa. Mulai dari kehadiran under guard di bawah bumper, whell arch molding, roof rail, sampai side body garnis.
Sektor kaki-kaki juga dibuat lebih kokoh dengan mengaplikasi pelek 17 inci dua warna berdesain palang lima. Mempertegas kemampuan barunya melintas di luar jalan aspal, sektor ground clearance pun dibuat lebih jangkung, yakni 225 mm lebih tinggi 20 mm dibandingkan Xpander.
Racikan lain diberikan pada sektor suspensi, terutama pada bagian caster angle, pegas, serta damper untuk meredam gejala limbung. Namun secara keseluruhan, suspensi yang digunakan masih sama.
Visual belakang sekilas tak berbeda dengan Xpander, tapi bila diperhatikan bumper Cross lebih berkerakter yang telah dilengkapi under guard. Sementara, kaca belakang sudah terdapat defogger untuk menghalau embun saat diajak berpetualang ke daerah pegunungan.
Garis besarnya, Xpander Cross bisa dibilang seperti alter ego atau kepribadian lain dari Xpander yang dirancang mengkolaborasikan DNA SUV dan MPV. Bagi yang sedang mencari mobil dengan kenyamanan ala MPV tapi bisa diandalkan berpetualang di era kenormalan baru, Xpander Cross bisa menjadi salah satu alternatifnya.
Namun dari kisaran harga, patut untuk diperhitungkan lantaran banderol yang diberikan relatif cukup tinggi, apalagi dibandingkan dengan kompetitor yang benar-benar bermain di kelas LSUV. Mitsubishi memasarkan Xpander Cross mulai dari Rp 272,7 juta hingga Rp 292,7 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/19/090200715/mengenal-alter-ego-mitsubishi-xpander-cross