JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini, ternyata masih ada kebingungan mengenai boleh tidaknya mencampur udara biasa dengan nitrogen pada ban kendaraan. Ada yang beranggapan bisa berdampak buruk ada pula yang menilainya biasa saja.
Lantas, anggapan mana yang yang benar?
Terkait hal tersebut, On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal menjelaskan, bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan mencampur udara biasa dengan nitrogen.
“Tidak masalah dicampur, boleh saja. Karena intinya sama-sama untuk tekanan udara. Efek buruknya saat dicampur hanya kandungan nitrogen murninya akan berkurang, itu saja tidak sampai merusak,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/8/2020).
Menurut Zulpata, adanya anggapan bisa merusak ban saat mencampur udara dengan adalah hal yang salah. Ia menjelaskan bahwa udara bebas yang ada disekeliling kita dan kita hirup hampir 90 persen adalah nitrogen. Tapi bila ditanya soal kualitas, nitrogen memang lebih baik dibandingkan udara biasa.
Banyak keuntungan yang didapat mengisi tekanan udara dengan nitrogen. Pertama dari efek kestabilan suhu udara saat berkendara perjalanan jarak jauh yang lebih baik dari udara biasa, lalu juga dari daya tahan nitgrogen di dalam ban.
“Peningkatan suhu pada nitrogen lebih lambat dari udara biasa, jadi tidak cepat panas saat melakukan perjalanan jauh. Selain itu, bila mobil disimpan terlalu lama, kandungan udara pada ban yang menggunakan nitrogen akan lebih sedikit berkurangnya dibandingkan mengisi ban dengan udara biasa,” kata Zulpata.
Lebih lanjut, Zulpata menjelaskan bila nitrogen memiliki butiran udara yang lebih besar dari udara biasa. Sebab itu, pengurangan melalui permukaan karet akan lebih sulit dibandingkan udara biasa, yang membuat tekanan udara pada roda lebih stabil.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/19/084200515/mitos-atau-fakta-nitrogen-pantang-dicampur-dengan-udara-pada-ban-