JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan, memanaskan mesin selama beberapa saat bisa menjaga perfoma mesin agar tetap prima.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, namun rasanya kurang tepat. Sebab, untuk menjaga perfoma kendaraan tidak hanya dilakukan dengan cara memanaskan mesin saja.
Apalagi ditambah dengan kondisi jalan Ibu Kota yang kerap macet dan mobil hanya dijalankan pada rpm rendah. Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan karbon di ruang pembakaran mesin yang membuat tarikan mobil berat.
Dealer Technical Support Dept. Head PT TAM, Didi Ahadi, mengatakan, kendaraan yang menggunakan busi biasa cenderung akan menghasilkan endapan karbon di bagian ujung elektroda.
Tumpukan tersebut tidak akan bisa dibersihkan hanya dengan memanaskan kendaraan atau dijalankan pada rpm rendah saja.
“Sebab, panas yg dihasilkan saat memanaskan mobil berbeda dengan panas yang dihasilkan saat mobil diajak ngebut,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/8/2020).
Didi melanjutkan, pemilik kendaraan sesekali bisa memacu mobinya dalam kecepatan tinggi guna menghindari tarikan mobil berat. Namun perlu diingat kecepatan harus di bawah ambang batas aman (red line). Sebaiknya dilakukan di jalan tol dengan maksimal kecepatan 100 km per jam (kpj).
“Dengan cara sederhana ini bisa menghilangkan dan membakar karbon yang menumpuk pada kendaraan. Jadi pemilik mobil tidak perlu tune-up, karena biayanya cukup mahal,” tuturnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/10/184100215/perlu-sesekali-mobil-dipakai-ngebut-buat-jaga-performa-mesin