Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Fungsi Tim Satelit di MotoGP?

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun terakhir ini, tim satelit di MotoGP semakin diperhitungkan. Tak sedikit pebalap tim satelit yang bisa memberi tekanan pada barisan terdepan, naik podium, atau bahkan meraih kemenangan.

Jika dilihat dari segi persaingan, kehadiran tim satelit bisa menjadi ancaman bagi tim pabrikan. Tapi, dari segi pengembangan, hadirnya tim satelit juga bisa sangat membantu.

Dikutip dari bikesrepublic.com, ada beberapa alasan mengapa pabrikan butuh tim satelit, mulai dari pengumpulan data, pengembangan motor, pencarian pebalap berbakat, dan tentunya eksposur.

Data pada motor balap berguna untuk membuat motor semakin kompetitif, baik dari segi mesin, aerodinamika, elektronik, dan lainnya.

Data yang dikumpulkan berisi tentang suspensi, keseimbangan sasis, kontrol traksi, pengaturan engine map, catatan waktu tiap lap, catatan waktu di tiap sektor, kecepatan maksimum, performa tiap komponen, ban, mesin, dan hampir semuanya ada datanya.

Peran dari penyuplai data menjadi lebih kritis lagi dalam tiga tahun terakhir ini. Sebab, FIM mengurangi jumlah sesi tes dalam satu musim untuk menambah jumlah seri yang ada.

Artinya, hilang sudah kesempatan lebih banyak untuk melakukan pengujian pada ban, mesin, dan pengembangan lainnya. Namun, hal ini juga bisa mengurangi pengeluaran biaya untuk membuat para pabrikan semakin tertarik bergabung ke MotoGP dan membuat balapan semakin menarik.

Maka itu, dengan semakin sedikitnya jumlah sesi tes, hadirnya tim satelit akan memberikan masukan data yang lebih banyak dibanding hanya mengandalkan tim pabrikan saja.

Keuntungan lain dari adanya tim satelit adalah menyaring pebalap terbaik. Umumnya, pebalap dari Moto2 akan bergabung dulu dengan tim satelit. Meskipun, pada beberapa kasus tim pabrikan juga ada yang langsung mengontrak pebalap Moto2.

Sebab, terkadang pabrikan juga tak mau mengambil resiko mengambil pebalap rookie yang masih beradaptasi dan belum bisa tampil kompetitif. Jadi, masuk ke tim satelit bisa dibilang untuk menambah jam terbang seorang pebalap.

Ada beberapa contoh pebalap yang pernah berada di tim satelit sebelum pindah ke tim pabrikan, seperti Pol Espargaro, Cal Crutchlow, Danilo Petrucci, dan untuk musim depan ada Fabio Quartararo dan Jack Miller.

Terakhir adalah eksposur untuk pabrikan tersebut. Contohnya, Quartararo yang sekarang sedang berada di puncak klasemen. Pebalap Perancis ini memang berada di tim satelit Petronas Yamaha Sepang Racing Team, tapi tetap yang akan dilihat secara keseluruhan adalah Yamaha.

Memiliki lebih dari satu tim dengan merek yang sama akan menambah kesempatan untuk ditonton orang, baik secara langsung atau melalui layar kaca.

Bukti dari untungnya memiliki tim satelit bisa dilihat pada tim pabrikan KTM. Di tahun keempatnya berada di MotoGP, KTM sudah bisa tampil kompetitif dan menang melalui pebalap rookie Brad Binder di MotoGP Ceko 2020.

Kekurangan bagi yang tidak memiliki tim satelit, bisa dilihat pada Suzuki dan Aprilia. Pengembangannya cenderung lambat. Namun, tidak bisa disalahkan juga, karena tidak semua tim satelit mampu secara finansial untuk bersaing di kelas MotoGP.

Harga sewa motor MotoGP ada di kisaran 2 juta euro (sekitar Rp 34,7 miliar) tiap pebalap untuk satu musim. Komponen elektronik juga tidak kurang dari 1.000 euro (Rp 17,3 jutaan), komponen carbon fiber harganya bisa 2 euro per 100 gram. Pelek magnesium Marchesini saja harganya bisa mencapai 4.000 euro (Rp 69,4 jutaan).

Belum lagi jika pebalap sering mengalami crash dan membuat motor rusak atau perlu penggantian komponen. Pabrikan motor juga akan memilih untuk fokus mendukung pebalap terbaik dalam timnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/10/131502015/apa-fungsi-tim-satelit-di-motogp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke