JAKARTA, KOMPAS.com - Pada musim keempat KTM bersaing di kelas MotoGP, akhirnya berhasil juga meraih kemenangan. Tentunya, hasil positif ini tak lepas dari kerja keras untuk meningkatkan performa RC16.
KTM fokus dalam mengembangkan mesin yang bertenaga, tapi tetap bisa dikendalikan. Mesin yang digunakan untuk musim ini lebih bertenaga dari musim lalu. Selain itu, dari sisi handling juga tak bisa dilupakan. Ubahan terbesar bisa dibilang ada pada sasis atau rangkanya.
Keunikan KTM adalah pabrikan asal Austria ini tetap bertahan pada sasis baja model trellis, seperti yang digunakan pada motor KTM lainnya. KTM juga satu-satunya yang menggunakan sasis baja. Sementara pabrikan lain, lebih mengandalkan sasis aluminium.
Awalnya, banyak pihak yang mencibir keputusan KTM untuk menggunakan sasis tersebut. Tapi, terbukti sasis bukanlah masalah bagi KTM untuk bisa tampil kompetitif.
Dikutip dari motogp.com, bukannya menggunakan pipa yang melingkar, bagian bawah dari rangka atas menyerupai persegi yang mengarah ke headstock. Secara teknis memang bukan persegi, tapi bentuk dari rangka ini bentuk geometris yang disebut stadium.
Ternyata, ubahan tersebut cocok untuk digunakan di sirkuit.
"Kami masih memiliki DNA KTM dengan sasis tubular yang menurut saya berada di jalur yang baik. Tapi, kami masih mencoba untuk memahaminya. Sasis ini masih terbuat dari baja, tapi lebih ringan dan membantu motor saat berbelok," ujar Pol Espargaro.
Pol bisa dibilang yang punya jasa cukup besar dalam membuat RC16 kompetitif seperti sekarang. Sejak awal KTM masuk ke MotoGP di 2017, hingga sekarang Pol masih setia. Padahal, Pol sudah dua kali ditinggal rekan setimnya, mulai dari Bradley Smith hingga Johann Zarco.
Selain sasis, bagian lain yang memberi peningkatan pada performa RC16 adalah swingarm carbon. Beberapa pabrikan sudah menggunakan juga swingarm carbon, karena terbukti lebih baik dibanding aluminium.
Carbon fiber adalah material sempurna untuk balap, karena ringan dan kuat. Tapi, sebenarnya yang paling banyak dicari untuk balap motor adalah karakternya yang fleksibel dan bisa diatur lebih akurat dibanding material logam.
Lapisan serat yang berbeda bisa digunakan dan ditambahkan untuk menciptakan fleksibilitas yang diinginkan.
Kelebihan tersebut dapat membuat ban lebih mencengkram saat menikung atau keluar tikungan. Tingkat kekakuan yang luar biasa juga bisa meningkatkan stabilitas pengereman dan perubahan arah yang cepat saat berbelok.
Swingarm carbon ini yang diyakini membuat RC16 lebih baik cengkraman ban belakangnya. Tak hanya itu, performa ban belakang juga tidak mudah menurun dan meningkatkan feeling pebalap.
"Swingarm ini memberikan feeling yang bagus dengan ban bekas. Jadi, meskipun ban mengalami spin, saya tetap bisa mencatat waktu dengan konsisten. Selain itu, swingarm carbon juga menghentikan ban mengalami spin lebih awal. Jadi, ketika saya keluar tikungan, saya bisa lebih kencang," kata Pol.
Selain Pol, yang berjasa dalam membuat RC16 kompetitif adalah test rider KTM, yakni Mika Kallio dan Dani Pedrosa. Pebalap yang sudah pensiun tersebut tidak mengetes komponen satu per satu.
Pedrosa memberikan masukan kepada para pebalap, paket komponen seperti apa yang diyakininya akan bekerja lebih baik. Hal tersebut mempercepat pengembangan cukup signifikan dan membuat KTM lebih kuat musim ini.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/10/074200115/menelisik-ubahan-ktm-rc16-hingga-bisa-melesat-di-gp-ceko