Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menperin Mengaku Solar D-100 Halus untuk Mesin Diesel

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, mengklaim bila penggunaan bahan bakar solar berjuluk green diesel 100 persen atau D-100 yang diproduksi PT Pertamina (Persero), mampu menghasilkan performa mesin yang baik dan ramah lingkungan.

Agus bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, merasakan langsung sensasi performa D-100 di Kota Dubai, Riau, dengan menggunakan Toyota Kijang Innova Diesel lansiran 2015 yang dijadikan unit road test.

"Ketika saya melakukan kunjungan kerja ke DHDT Refinery Unit (RU) II milik Pertamina di Dumai, saya bersama Bu Dirut menaiki mobil yang sudah diuji dengan bahan bakar D-100, dan hasilnya suara mesin halus. Ini sekaligus sosialisasi hasil uji coba pengolahan RBDPO 100 persen," kata Agus dalam keterangan resminya, Minggu (19/7/2020).

Pemerintah memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap keberhasilan pengembangan produk bahan bakar green diesel tersebut. Menurut Agus, hal ini ssejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengawal implementasi program bahan bakar nabati (BBN) dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam, khususnya kelapa sawit.

Tak hanya itu, Agus juga mengapresiasi tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) di bawah Prof. Dr. Soebagjo, yang telah melakukan rekayasa co-processing minyak sawit. Kondisi ini membuat Indonesia menajdi salah satu referensi teknologi produksi biofuel dunia.

"Saya ucapkan selamat kepada Pertamina, khususnya Kilang Dumai yang telah membutikan bahwa kita mampu dan punya keberanian luar biasa. Keberhasilan ini mewujudkan teknologi green diesel secara stand alone, dengan Katalis Merah Putih buatan Indonesia," ucap Agus.

Menurut Agus, inovasi tersebut menjadi momen untuk menyampaikan pesan bahwa Indonesia akan mandiri dalam penyediaan energi nasional di tengah maraknya kampanye negatif terhadap minyak sawit Indonesia oleh Uni Eropa dan negara importir lainnya.

Selain itu, penguasaan lisensi teknologi produksi katalis di dalam negeri akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi katalis dan mengurangi ketergantungan impor.

Sejalan upaya tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memberikan dukungan berupa kemudahan perizinan industri, penyusunan rancangan SNI Katalis, hingga fasilitasi insentif perpajakan seperti tax holiday, tax allowance, dan super deduction tax.

"Indonesia akan mengurangi impor BBM dan menggantinya dengan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami sangat mendukung rencana pembangunan pabrik katalis skala besar atau komersial," ujar Agus.

"Apalagi, hampir seluruh produksi bahan kimia membutuhkan katalis sebagai jantung proses produksi, sehingga pasar katalis dalam negeri menjadi sangat potensial," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/21/082200415/menperin-mengaku-solar-d-100-halus-untuk-mesin-diesel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke