JAKARTA, KOMPAS.com - PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) mulai melakukan proses distribusi unit Renault Triber yang didatangkan utuh dari India ke sejumlah jaringan dilernya di Tanah Air.
Sedikitnya terdapat tiga varian dari mobil keluarga murah dengan konfigurasi penumpang 5+2 ini, yaitu RXL, RXT, dan RXZ. Pembeda paling jelas terdapat pada fitur dan beberapa detail di bagian eksterior serta interior.
Sebagai pendatang baru di segmen paling gemuk, low multi purpose vehicle (LMPV), Triber menyajikan berbagai keunikan. Tak hanya prihal tampang dan nuansa kabin, tapi juga impresi berkendaranya.
Di atas kertas, mobil memang hanya dibekali mesin berkapasitas 1.000 cc dengan tiga silinder yang mampu menghembuskan tenaga sebesar 72 tk dan torsi 96 Nm.
Namun, penyaluran tenaganya cukup baik untuk digunakan di dalam kota apalagi ada airscoop yang diklaim siap menyuplai udara lebih maksimal ke ruang pembakaran.
Pada kondisi stop and go di kemacetan, Triber cukup responsif dan tidak mengganggu. Power to weight ratio-nya terasa pas, mengingat dimensi mobil juga ramping.
Melaju di flyover wilayah DKI Jakarta juga tak masalah. Tapi nampaknya cukup khawatir juga jika trek yang harus dilalui terjal dan curam seperti beberapa jalan di Puncak, Bandung, atau akses keluar-masuk kapal laut.
Perlu diketahui, Triber memiliki dimensi panjang 3.990 mm, lebar 1.739 mm (dari ban ke ban), dan tinggi 1.662 mm. Jarak sumbu roda 2.636 mm, jarak pijak roda depan 1.547 mm dan roda belakang 1.545 mm.
Untuk pemakaian cukup jauh, mobil ini memang bukan yang paling nyaman. Posisi mengemudi kurang egronomis karena setir tidak bisa diatur fleksibel, tak ada telescopic steering.
Meski demikian, kontur jok dan penempatan headrest cukup pas untuk postur tubuh warga Indonesia. Jok dibuat sedikit tinggi sementara dasbornya rada rendah, membuat pandangan ke depan jelas.
Belum lagi hentakkan mobil saat melintas di jalanan berbatu terbilang nyaman karena suspensi tak terlalu keras tapi tidak juga empuk.
Adapun peredaman kabin pada Triber tidak bisa dibilang sempurna. Saat kondisi kaca tertutup semua, suara bising dari luar masih terdengar khususnya sepeda motor dan mesin. Tapi ini jauh lebih baik di kelasnya.
Kemudian, saat mobil kali pertama dinyalakan raungan mesin sangat terdengar hingga beberapa menit (mesinnya memanas).
Selama pengujian mobil, redaksi Kompas.com sempat membejek gas Triber hingga kecepatan 120 kilometer per jam. Hasilnya cukup baik, minim rasa melayang walau nafas mobil hampir mentok.
Renault juga melengkapi Triber dengan fitur-fitur canggih seperti driving-style coaching dan driver economy rating. Fitur-fitur ini belum ada di kelasnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/16/184100315/uji-renault-triber-dipakai-jadi-mobil-harian