JAKARTA, KOMPAS.com – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan tempat rawan terjadi kebakaran. Semua orang yang berada di area tersebut, harus mematuhi aturan yang sudah ditetapkan.
Meski sejumlah aturan sudah terpampang jelas, masih banyak orang yang abai dengan larangan tersebut.
Salah satu hal yang kerap disepelekan adalah menggunakan ponsel di area SPBU. Padahal, benda elektronik ini kabarnya dapat memicu terjadinya kebakaran.
Paimin, Kepala SPBU Pertamina MT Haryono di Jakarta Timur, mengatakan, pihaknya telah mengimbau melalui bagi siapa saja yang berada di area SPBU untuk tidak bermain ponsel.
“Sesuai dengan standar keselamatan kerja memang tidak boleh memainkan ponsel di SPBU karena bisa membahayakan konsumen dan pengendara lainnya,” ujar Paimin, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Paimin menjelaskan, potensi kebakaran yang dimaksud berasal dari energi listrik statis yang timbul dari ponsel, yang bertemu dengan uap bensin dari nozzle ataupun tangki bahan bakar.
“Kalau investigasi mengenai bermain smartphone bisa menyebabkan kebakaran di SPBU memang belum ada, namun sempat beberapa kali terjadi kasus kebakaran di SPBU yang disebabkan oleh listrik statis saat melakukan pengisian,” katanya.
Sementara itu, Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, kejadian kebakaran di SPBU yang langsung diakibatkan karena ponsel memang sangat jarang terjadi.
Jusri mengatakan, umumnya kebakaran di SPBU terjadi karena ada percikan api, listrik statis, ataupun kerusakan komponen di mobil.
“Bermain ponsel dilarang bukan hanya karena bisa berpotensi menyebabkan kebakaran, tapi barang elektronik apapun dapat mengalihkan perhatian pengendara,” ucap Jusri.
“Ini yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya kebakaran, bahkan tindak kriminalitas selama proses pengisian BBM. Makanya sebisa mungkin alat komunikasi kita taruh dulu saat isi BBM,” tuturnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/14/091200315/lagi-isi-bbm-dilarang-main-ponsel-mitos-atau-fakta-